Kamis, 16 Juni 2011

Ayooooo SEKOLAH!!!!

Masih ingat nggak, salah satu iklan layanan masyarakat yang Jingglex seperi judul di atas. akhir-akhir ini aku kok jadi kepikiran buat lanjut lagi yah? hmmm mungkin dah bosan dengan aktivitas kerja. aku butuh asupan ilmu baru tentang bidang ku. aku pengen mengembangkan kemampuan ku. pengen nambah pengetahuan. dan masih banyak pengen yang lain.

Tapi sayangnya keinginan yang menggebu-gebu itu harus terhalang oleh beberapa hal. hal yang paling utama adalah masalah BIAYA. untuk lanjut S-2 itu nggak mudah n ga murah. Butuh persediaan dana yang nggak main-main. Sementara penghasilan ku saat ini masih belum memadai untuk itu.

Aku sering sharing ma salah satu teman seangkatan waktu di S-1 dulu. Namanya Husni, sekarang dia udah di Daerah. dipanggil pulang oleh ortunya. meskipun demikian, semangatnya untuk lanjut S-2 tak pernah pupus.

Rencananya sih mau cari Beasiswa bwt lanjut, tapi bingung mau cari di mana. Husni nawarin cari beasiswa kuliah di jawa. Wow.. keren tuh, but masalahnya aku berani nggak yah pergi sejauh itu dari mama.

Husni sih berani aja, tapi sayang nggak diizinin sama ortunya. ckckckc, salah satu sifat yang menghambat perkembangan karier anak nih… tapi yakin deh, mereka kayak gitu karena kasih sayangnya yang teramat besar kepada anaknya.

Kemarin sore tiba-tiba mama nelfon, *ya iyalah tiba-tiba, emang musti izin dulu kalo mo nelpon?

Mega…. kamu mau lanjut S2 kah?” loh kok tau, siapa yang nngabarin yak?

“mmmm mau sih, kenapa ma”

“emang biaya untuk lanjut itu berapa?”

dst, dsb…..

heran juga sih kenapa mama bisa tiba2 nanyain tentang S2, di saat aku lagi bersemangatnya memikirkannya. hmm, mungkin ini yang disebut kontak batin antara Ibu dan anaknya. luar biasa. begitu kuatnya firasat seorang ibu.

Aku sendiri gimana yah…

meski semangat itu ada, dan usaha ke sana juga mulai digencarkan, tapi rasa takut itu masih bercokol dengan manis di hatiku. untuk menjalani kuliah yang kayak kuli sih insyaAllah aku siap, apalagi dengan fasilitas yang ada saat ini. tapi ketakutan ku justru pada saat proses penyelsaiannya. Masih trauma yang waktu di S1. Aku berharap, nantinya kalo jadi lanjut (amin…) semua bisa berjalan lancar. bisa tetap kerja, n bisa bisa punya teman yang kompak lagi, biar kuliah yang dijalani ga terlalu terasa berat, karena ada kawan senasib dan sepenanggungan yang senantiasa meghibur, dan memotivasi.

btw, kayaknya seru juga kalo kuliah di Bandung or Bogor terus ngekos berdua ma Husni. wah.. mulai lagi deh menghayalnya.

teruslah bermimpi, karena kesuksesan besar itu berawal dari mimpi. Don’t stop to think, don’t sop to do, and don’t stop to pray. key, selamat bermimpi….

Senin, 13 Juni 2011

Me n By Best Friend

me n Anti

dulu kita sahabat, teman begitu hangat,

mengalahkan sinar mentari....
dulu kita sahabat, berteman bagai ulat

berharap jadi kupu-kupu....
kini kita melangkah berjauh-jauhan,
kau jauhi dirku karena sesuatu,
mungkin ku terlalu bertingkah kejauhan
namun itu karena ku sayaaaaang.....
persahabatan bagai kepompong...


lagu Persahabatan dari Sindentosca terngiang-ngiang di telingaku. duh... kok kayaknya pas banget yah dengan perasaan ku saat ini. sedih juga sih. Dulu sering banget make lagu ini sebagai backing soundx vidio narsis aku dan sahabat ku. bahkan kami sampai membuat koreografinya segala. hihihi lucu juga kalo ingat zaman gokil-gokilx diriku dan dia.

Ngomong-ngomong tentang perasahabatan, aku ga setuju dengan lagu "kepompong". soalnya masa hidup kupu-kupu itu kan bentar banget. aku nggak mau persahabatan ku kaya gitu. yah.... meski sekarang aku dan sahabatku lagi dalam masa dormansi, tapi sebanarnya aku tetap berharap persahabatanku itu bisa seperti sendal jepit. seperti yang pernah dikatakannya pada ku. filosofi sendal jepit, ga eksis kalo cuman satu aja, ga ada pasangannya.
pfuhhh.....

Sejak hari kamis lalu aku uring-uringan, dan sekarang blom baikan juga. setiap kali ingat masalah itu, ada perasaan kesal sekaligus perasaan bersalah. entahlah..
semakin ingin melupakan, eh... malah semakin sering muncul diingatan.

benci..benci... tapi rindu jua ...
rindu-rindu... tapi benci jua...
so mesti gmana donk?????

padahal aku juga pengen banget tahu kegiatan dia di sana. lagi ngapain, ketemu ma siapa aja, gmana kegiatannya, sempat jalan2 kemana? trus mo minta ole-ole juga, tapi karena dia nggak bilang-bilang masalah keberangkatannya (alias dirahasiain) artinya aq juga ga berhak nanya2 tentang hal itu. hiks...mewek lagi.

dia katanya mo jadi goshwriter. ku search di wikipedia gosht writer itu artinya penulis untuk orang lain. dan itu di bayar. bagus juga. so selain bisa dapat duit dari situ, dia juga bisa tetap nulis untuk dirinya sendiri. cukup realistis. yah.... semoga cita-cita mu bisa tercapai sobat!

hmmmm.....jadi kangen masa sama-sama dulu. Tempat atau keadaan seburuk apapun jadi menyenangkan jika bersama. contohnya

  1. waktu di bus dalam perjalanan masamba - makassar, waktu itu pak sopir nyetel musik keras-keras. duh... kepala ku tuh udah kayak digebukin. ditambah lagi, orang yang duduk di kursi di depan kami menyetel kursinya ke belakang banget. uhhhh BT. udah pusing, kejepit lagi. dengan sedikit lebay aq menjerit, "aduh..!!" dan sahabat ku langsung menegur orang tsb, "pak tolong maju-maju sediki, terjepit temanku!" hiks jadi terharu. habis itu kita cekikikan deh... hihihi.
  2. waktu laporan pas jadi maba 2006. kompakan bo'ong biar terhindar dari siksaan. xixixi
  3. waktu pertama kali datang ke mks bwt kul, nunggu di pinggir jalan dekat telp umum dari jam 3 subuh ampe jam 6, ditemani sopir taksi dan anjing - anjing.
  4. jalan kaki dari Telkom sampai ke rumah atau sebaliknya sambil bawaain acara jejak kaki.
  5. ngeMC bareng di acara PesKilnya maba 2008
  6. keliling pasar Sentral yang sumpek dengan barang dagangan dan para penjualnya yang dengan riang gembira berkoar-koar menawarkan barang dagangannya , "cari apa buk, singgah belanja" awalnya kami menjawab sapaan itu dengan senyum. tapi lama-lama BT juga, apa ga bosan ngomong gitu terus, akhirnya kau pun mejawab sekenanya, "cari jalan keluar mbak, mas" ganti sahabat ku yang cekikikan.
  7. maming bareng di kosannya kak Ambu
  8. belanja bulanan di Sejahtera, (tragedi obat penghilang daki)
  9. jalan-jalan ke Mall, cek per cek cuman buat nengokin buku-buku di Gramedia. dasar kutu buku.
  10. bercerita panjang lebar tentang apa saja sampai lupa waktu, mau di rumahku, di rumahnya, di rumah neneknya, di kosan kakaknya, di kosan ku. di rumahnya fera, di jalanan.

Ya.... semua ada jamannya*ngutip dari iklan. Itu waktu jamannya kita masih sama-sama, sekarang kita udah jauhan. udah ga bisa jalan bareng lagi atau yg sejenisx. Udah sibuk dengan urusan masing-masing. Walau begitu, tak akan ada yang berubah dengan makna persahabatan kami. Bagi ku sahabat sejati itu bukanlah yg selalu di depan mata atau yang senantiasa di sisi. Tetapi dia yg setia di hati & di ingat dalam setiap bisikan Doa.

Special to my best friend
thanks for your coming in my live.
thanks for undersanding me
thanks for your time
thanks for listening my story
thanks for sharing with me.
bagi ku kau istimewa, aku pun ingin jadi istimewa untukmu.

Namun jika itu sulit, tak apa, aku tak akan memaksa.
"laa ikraaha fiddiin.." tidak ada paksaan dalam agama.

begitu pula seharusnya, tidak ada paksaan dalam persahabatan.


Just be my Best Friend Forever ....

Jumat, 10 Juni 2011

Catatan tengah Malam

Malam kian larut. Suasana di RQIB tampak lengang. Kami baru saja selesai rapat staf Al-Insan untuk persiapan program-program Bimbel dalam waktu dekat. Ada K sri, K Nahdah, K jira, K yunita, dan Ukhti Fatma. bahagia rasanya bisa berada di tengah-tengah mereka. Rasa solidaritas yang tinggi membuatku betah bergabung di Al-Insan. orang-orang seperti merekalah yang aku butuhkan. Mereka yang senantiasa mengingatkan dalam menetapi kebaikan. mereka yang dengan canda ringannya mampu menerbitkan senyum di bibir. mereka yang dengan ketulusan nya mampu menyejukkan hati. Mereka yang dengan semangat tinggi mampu memotivasi untuk senantiasa berbuat/berkarya. "don't Stop to think"

Saat ini mereka semua tengah terlelap dalam mimpi indah usai rapat. Aku sendiri, masih terjaga. kembali aku teringat akan sahabat ku yang sedang jauh di sana.... sedang apa ia malam ini? Semoga keistiqamahan senantiasa bersamanya.
Baru saja ku buka fbnya, dan kudapati fotonya terpampang di salah satu album milik temannya. ya Allah... aku malu. mudah-mudahan foto itu ga terlihat oleh yang bukan mahram.

Jujur, aku bingung. antara ingin marah atau sebaliknya. aku senang mendengarnya bisa turut dalam ajang pelatihan penulisan itu. keren banget. tapi aku juga khawatir, keistiqamahan itu perlahan-lahan mulai terkikis. mulai dari pergi tanpa mahram (ini mungkin hanya dugaan ku semata), sampai hal-hal kecil lainya, yang mungkin bagi sebagian orang dianggap sepela, namun justru disitulah ujian keimanannya.

Ya Rabb, di malam yang kian larut ini, izinkan hamba meminta pada-Mu. Jagalah saudariku di manapun ia berada. Istiqamahkan lah ia dalam segala hal. Kutau ia bukan orang yang lemah, namun ku tahu pula bahwa syaitan tak pernah tidur. dan ku yakini hanya Engkaulah yang maha berkuasa atas segala sesuatu. Engkaulah yang maha memegang hati manusia.

Sobat, mungkin sikapku padamu terlalu berlebihan, tapi aku marah bukan hanya karena kau mengabaikan ku, tapi lebih pada hal yang prinsip. Semoga saja kau tahu apa itu. Sebenarnya aku tak pantas marah, toh masing-masing kita sudah dewasa. kita tau mana yang baik dan mana yang buruk. kita juga yang akan mempertanggung jawabkan semua perbuatan kita kepada-Nya kelak. Afwan, jika aku terkesan sewot. aku marah, karena rasa sayang ku padamu.

Ternyata aku tak cukup bijak, aku tak ingin kau terbebani dengan sikap childishku ini. karena itu untuk sementara waktu, aku ingin menghilang dari kehidupan mu. baik-baik ya ukh....

I’m None

Childish, may be orang- orang akan bilang kayak gitu melihat sikap ku. what ever lah… yang jelas aku beneran kecewa. Merasa nggak dianggap tentunya adalah perasaan yang bisa bikin sedih. aq merasa tak dianggap sebagai teman, sahabat apalagi sodara. ternyata selama ini aq hanya GR merasa dianggap sahabat, orang terdekat. but the truth I’m None. Aq bukan siapa2. Tak perlu ada kejujuran untukku cz Im Nothing.




Siang itu Lila sedang terlelap dalam tidur siang yang ga nyenyak di kamarnya. Rasa lelah usai menempuh perjalanan satu kilo meter dari sekretariat ke kost dan didukung oleh cuaca yang panas membuatnya betah berlama-lama di tempat tidur. Panggilan makan siang dari teman sekamarnya –Riri – tak digubrisnya. Pokoknya kudu istirahat. Nggak biasanya Lila menolak tawaran makan. Setelah susah payah dipaksanya mata tuk terpejam akhirnya ia pun tertidur. Meskipun hanya tidur-tidur ayam kata orang.

Suara grasak-grusuk mengusik tidur siang Lila. Dengan berat dipakasakan juga matanya untuk melihat apa penyebab kehebohan di luar alam tidurnya.
“wiiih… mbak Widi kapan datangnya?” itu pasti suara adik Ulva, Juniornya yang tinggal se-kos.
“kemarin” Jawab gadis berjilbab rapi yang disapa Widi sambil tersenyum puas, karena berhasil membuat surprise pada anak-anak kos Jelita.
Lila masih setengah sadar saat itu.
“hah?! Widi? Ada Widi di sini? aku ga’ lagi mimpi khan?” gumamnya dalam hati. matanya masih setengah terpejam. berat banget buat dibuka.
“BANGUN!!!!!” Seru Widi yang tak lain adalah sahabat karib Lila, sambil mencubit pipi sahabatnya itu.
“hmm..”gumam Lila lemah, bak orang yang lagi sakit.
“Ri, Lila kenapa? dia sakit yah?” ujar Widi cemas.
Lila pun mau ga mau membuka kedua matanya dengan jelas. di lihatnya Widi di samping ranjangnya, ada Juga Dik Ulva, Riri dan seseorang yang asing bagi Lila.
“kenalin nih, Nanda. Teman FB ku yang pernah kuceritakan” kata Widi memperkenalkan Gadis hitam manis keturunan Ambon itu pada kami.
Lila masih diam. Belum connect juga. maklum pentium 1. butuh waktu sekian menit untuk menyambungkan informasi yang didengar.
“jadi kamu semalam di mana?” tanya Riri pada Widi.
“Aku di Kosannya Nanda”
“Jadi Mbak kemarin tibanya langsung di tempatnya Nanda?” Tebak Ulva benar. 100 deh buat tebakannya. Widi mengiyakan dengan anggukan.
“Trus kapan mbak balik ke Kampung?” sambung Ulva
“ntar malam”
“Hah?!!!” seru Ulva dan Riri bersamaan. Lila juga dalam hati.
Akhirnya Lila pun mengerti apa dan bagaimana situasinya. Dia pun menarik bantal menutupi wajahnya. BT berat setelah tau kenyataan itu.
“weiittss, kenapa nih anak?” Ucap Widi menarik bantal Lila
“Udah, ngapain ke sini? pulang aja sana! Aku BT. Datang ga bilang-bilang, udah gitu nggak langsung ke sini lagi. eh…. malah mo pulang ntar malam. emang kita in dianggap apaan? Huh!”
Anak-anak yang lain pada ketawa ngeliat tingkah Lila yang baru bangun tidur udah uring-uringan gitu.
“Duh…jangan marah donk say…yang penting kan aq dah datang”
“Aaaaarghhh……BT…BT…BT” rajuk Lila. Cewek yang saTu ini emang sentimentil banget untuk hal-hal yang kayak gitu.
“Ri’ kamu mo ngampus ya?” tanya Lila pada Riri.
“iya, kenapa?”
“ikutan donkk….”
“ih, jangan lah. ada tamu juga. masa’ gitu sih. kasian Widi ma Nanda yang udah datang ke sini”
“Alah… biarin. Siapa suruh datang ga bilang-bilang” sungut Lila.
Riri pun ke kampus, dan Ulva kembali ke kamarnya. Tinggallah Lila, Widi dan Nanda di dalam kamar. Meskipun masih kesal, Lila tetap memaksakan dirinya bersikap baik dan ramah. Nggak enak sama Nanda. ntar dia tersinggung lagi.pikirnya
***
“btw, kali ini kamu ke Makassar dalam rangka apa, Wid?” tanya Lila yang tak mampu membendung rasa penasarannya di sela-sela makan siang.
“emmm… apa yah? belanja kali. halah sok kaya” jawab Widi salting alias salah tingkah.
Lila meliriknya dengan tatapan aneh.
“emang ini udah bulan ke tiga yah?”
Widi tertawa mendengar pertanyaan Lila. tak disangkanya Lila akan berpikir ke arah sana.
Sekedar informasi , Widi baru aja nerbitin sebuah buku yang royaltinya rencana keluar 3 bulan setelah terbitnya buku tersebut. Nah berhubung bukunya terbit waku bulan 4 so mestinya terima royalti ntar bulan 7 bukan bulan 6.
Widi selalu saja memberikan jawaban yang tak pasti, berbelit-belit. seperti ada yang disembunyikan.
“hhh,,,, ada apa ya?” pikir Lila gusar. Rasanya tak mungkin kalo Widi jauh-jauh datang dari daerah ngeluarin ongkos yang ga sedikit cuma buat belanja atau pun disuruh belanja sama nyokapnya. aneh… seperti ada yang disembunyikan.
***
“kamu ga nginap di sini?” tanya Lila ketika Widi keluar dari kamar mandi. Nanda asyik membaca buku.
“Nggak, say..”
“ntar malam dah balik ke Kampung ya?”
“belum, besok malam baru pulang”
“trus nginap di mana?”
“di kosannya dia” jawab Widi menunjuk Nanda.
“Oh..” sahut Lila kecewa.
pfuhhh … lagi-lagi Lila harus kecewa, sahabatnya sejak SMA kelas 1 itu plus mantan teman sekamarnya selama 4 tahun, datang ke Makassar tiba-tiba dan nggak bermalam meski cuman semalam di kosannya. apa-apaan ini?
“Widi J-A-H-A-T!!!” ucap Lila tanpa tedeng aling-aling.
“Lila C-A-N-T-I-K….” balas Widi, “tolong donk ambilin barang ku di kamar mandi”
“wah… Widi baik banget yah, udah dibilangin Jahat tapi malah dibalas dengan cantik”
“eh, Nan… dia tuh ada maunya, mo nyuruh aku ngambilin barangnya” Lila sewot.
Lila memang tak pernah segan pada Widi. Baginya Widi bukan hanya sosok sahabat, tapi dia juga menganggapnya sebagai kakak perempuan. maklumlah Lila anak pertamadi keluarganya , ggak pernah ngerasain punya kakak. jadi pada Widi dia ungkapkan semua keluh kesahnya, apa yang terjadi beberapa bulan ini, rencananya di masa depan, kisah sedih , bahagia, bahkan marahnya. Lila berharap Widi juga seperti itu terhadapnya.
Waktu menunjukkan pukul 17.15 wita ketika Widi dan Nanda meninggalkan kosan Lila. Sedih dan kecewa tak bisa Lila tutupi. cemburu pada Nanda karena sahabatnya lebih milih nginap di kosanya Nanda dibandingkan dirinya.
“ketemu teman baru, teman lama dilupakan”
dengan cepat dikirimnya sms untuk Widi tentang kekecewaannya. tapi ga tiba. Syukurlah…. Lila tak ingin terkesan childish.
***
“Widi bermalam di mana?” tanya Riri keesokan harinya. Duh… pertanyaannya kok telat banget yak.
“di kosannya Nanda”
“btw, dia ke Makassar dalam rangka apa?”
“Tau tuh, kalo ditanya ga pernah jelas jawabannya, ngalor ngidul bikin pusing. bertele-tele. padahal aku tuh maunya yang to the poin aja.”
“ooohhh…”Riri manggut-manggut sok paham.
***
Lila kembali pada aktivitasnya. Pukul 08.00 dia sudah berada di sekretriat untuk pertemuan rutin. hari ini ia dan timnya akan membenahi perpustakaan dan Mading kampus.
“Assalamu’alaykum” seorang gadis berjilbab cokelat masuk ke ruangan yang sama.
“Wa’alaykum salam…. eh, ami-chan…kemarin Widi datang loh ke kosan ku. nih buktinya” kata Lila penuh semangat seraya memperlihatkan fotonya bersama buku Widi. nah loh….??????
“oh, ya?! kamu dah beli bukunya?” tanya Ami
“belom. ayo donk… beli bareng, aku dah dapat 1 orang lagi yang mau barengan so bebas ongkos kirim kan…”
“siapa? okelah kalo gitu. emang harganya barapaan?”
“waduh, berapa ya? lupa nih… ntar aku tanyaain ke Widi”
Lila segera mengambil Handponenya dan mengubungi nomor Widi. sekali… dua kali… tiga kali… telponnya ga diangkat.
“Nih anak kenapa sih? katanya nomor Asnya baik-baik aja. kok nggak di angkat-angkat sih?” ujar Lila
“nah… nih aq dah dapat harganya Rp 35.900,00. aku bayarnya sama kamu aja yah…?” seru Ami membuyarkan lamunan Lila.
“hah?!! aku? duh… aku malas banget ke Bank” tukas Lila, “Atau gini aja, mumpung siang ini Widi still in Makassar, biar dia aja yang pesan dan ngirim uangnya. kita suruh aja dia datang lagi bwt ngambil uangnya”
“boleh-boleh” sahut Ami setuju, nggak mau repot.
Lila pun segera mengirimkan pesan singkat kepada Widi
hp nya tolong diangkat donk…. penting!”
tak lama kemudian datanglah balasan sms dari widi
“maaf di sini berisik banget, sms aja yah…”
emang lagi dimana skrg?”
Di bandara Juanda Surabaya. Transit. Mau ke Semarang
HAH?!!! Maksdunya?” Lila terheran-heran. Widi becandanya lebay banget deh….
“Ami-chan, menurut kamu masuk akal nggak, kalo Widi sekarang ada di Surabaya?” tanya Lila pada Ami yang lagi sibuk mencaplok data-data dari laptop Lila.
“ha? kayaknya nggak mungkin deh, kan kemarin baru tiba dari kampung”
“Tapi bisa aja lagi, kalo dia berangkatnya pagi-pagi. Makassar- Surabaya kan cuma 1 jam perjalanan lewat udara”
Ami cuma manggut-manggut.
Akhirnya sms balasan dari Widi tiba:
Kemarin ga tega ngomongnya. Ya begitu maksudnya
Lila yang shock mendengar kenyataan tersebut. Dia mulai menyadari sesuatu. sesuatu yang sejak kemarin membuatnya tak mengerti. sesuatu yang coba disembuyikan Widi darinya.
mau apa ke sana,Wid? sama siapa? hhh rasanya begitu banyak hal yang kamu sembunyikan dari ku ya…...! sebenarnya sejak kemarin dah kesal sama kamu, di tambah yang hari ini. Numpuk dah semuanya. perasaanku saat ini seperti saat mengetahui ungkapan perasaan marah kamu ke aku tempo hari. Kecewa, marah, pengen Teriak tapi cuma bisa nangis. TEGA!!!

Ada pelatihan menulis dan peluang kerja jadi gosh writer. Maaf. Maaf banget” hanya itu yang dapat Widi katakan pada sahabatnya.
“Gimana? Jadi nggak nih…?” tanya ami, sambil menyodorkan uangnya.
“Sory, Mi’, ga jadi. Lagi nggak mood”

Lila benar-benar kecewa. Perasaannya yang begitu sensitif terluka.
Sahabatku tak jujur padaku. Sahabatku tak ingin berbagi dengan ku. Sahabat ku tak percaya pada ku. Sahabatku tak berani terbuka pada ku. Sahabat ku…..
Kenapa sih hal kayak gitu mesti ditutupi? Tak tahukan ia bahwa aku juga senang jika ia berhasil meraih mimpinya. tak yakinkah ia bahwa dukungan ku akan selalu bersamanya. atau mungkin ia tak pernah menganggapku sahabatnya??? hiks…..
tega, beneran tega. apa ini yang namanya sahabat?

Childish, may be orang- orang akan bilang kayak gitu melihat sikap ku. what ever lah… yang jelas aku beneran kecewa. Merasa nggak dianggap tentunya adalah perasaan yang bisa bikin sedih. Aku merasa tak dianggap sebagai teman, sahabat apalagi sodara. Ternyata selama ini aq hanya GR (Gede Rasa). Merasa dianggap sahabat, orang terdekat buatnya. But the truth I’m None. Aq bukan siapa2. Tak perlu ada kejujuran untukku. BECAUSE I’m Nothing

Lila menutup Diarinya dengan perasaan gamang.

NB: Buat para sahabat “jujurlah….karena kejujuran itu sangat dibutuhkan dalam membangun sebuah hubungan, termasuk persahabatan”

Kamis, 16 Juni 2011

Ayooooo SEKOLAH!!!!

Masih ingat nggak, salah satu iklan layanan masyarakat yang Jingglex seperi judul di atas. akhir-akhir ini aku kok jadi kepikiran buat lanjut lagi yah? hmmm mungkin dah bosan dengan aktivitas kerja. aku butuh asupan ilmu baru tentang bidang ku. aku pengen mengembangkan kemampuan ku. pengen nambah pengetahuan. dan masih banyak pengen yang lain.

Tapi sayangnya keinginan yang menggebu-gebu itu harus terhalang oleh beberapa hal. hal yang paling utama adalah masalah BIAYA. untuk lanjut S-2 itu nggak mudah n ga murah. Butuh persediaan dana yang nggak main-main. Sementara penghasilan ku saat ini masih belum memadai untuk itu.

Aku sering sharing ma salah satu teman seangkatan waktu di S-1 dulu. Namanya Husni, sekarang dia udah di Daerah. dipanggil pulang oleh ortunya. meskipun demikian, semangatnya untuk lanjut S-2 tak pernah pupus.

Rencananya sih mau cari Beasiswa bwt lanjut, tapi bingung mau cari di mana. Husni nawarin cari beasiswa kuliah di jawa. Wow.. keren tuh, but masalahnya aku berani nggak yah pergi sejauh itu dari mama.

Husni sih berani aja, tapi sayang nggak diizinin sama ortunya. ckckckc, salah satu sifat yang menghambat perkembangan karier anak nih… tapi yakin deh, mereka kayak gitu karena kasih sayangnya yang teramat besar kepada anaknya.

Kemarin sore tiba-tiba mama nelfon, *ya iyalah tiba-tiba, emang musti izin dulu kalo mo nelpon?

Mega…. kamu mau lanjut S2 kah?” loh kok tau, siapa yang nngabarin yak?

“mmmm mau sih, kenapa ma”

“emang biaya untuk lanjut itu berapa?”

dst, dsb…..

heran juga sih kenapa mama bisa tiba2 nanyain tentang S2, di saat aku lagi bersemangatnya memikirkannya. hmm, mungkin ini yang disebut kontak batin antara Ibu dan anaknya. luar biasa. begitu kuatnya firasat seorang ibu.

Aku sendiri gimana yah…

meski semangat itu ada, dan usaha ke sana juga mulai digencarkan, tapi rasa takut itu masih bercokol dengan manis di hatiku. untuk menjalani kuliah yang kayak kuli sih insyaAllah aku siap, apalagi dengan fasilitas yang ada saat ini. tapi ketakutan ku justru pada saat proses penyelsaiannya. Masih trauma yang waktu di S1. Aku berharap, nantinya kalo jadi lanjut (amin…) semua bisa berjalan lancar. bisa tetap kerja, n bisa bisa punya teman yang kompak lagi, biar kuliah yang dijalani ga terlalu terasa berat, karena ada kawan senasib dan sepenanggungan yang senantiasa meghibur, dan memotivasi.

btw, kayaknya seru juga kalo kuliah di Bandung or Bogor terus ngekos berdua ma Husni. wah.. mulai lagi deh menghayalnya.

teruslah bermimpi, karena kesuksesan besar itu berawal dari mimpi. Don’t stop to think, don’t sop to do, and don’t stop to pray. key, selamat bermimpi….

Senin, 13 Juni 2011

Me n By Best Friend

me n Anti

dulu kita sahabat, teman begitu hangat,

mengalahkan sinar mentari....
dulu kita sahabat, berteman bagai ulat

berharap jadi kupu-kupu....
kini kita melangkah berjauh-jauhan,
kau jauhi dirku karena sesuatu,
mungkin ku terlalu bertingkah kejauhan
namun itu karena ku sayaaaaang.....
persahabatan bagai kepompong...


lagu Persahabatan dari Sindentosca terngiang-ngiang di telingaku. duh... kok kayaknya pas banget yah dengan perasaan ku saat ini. sedih juga sih. Dulu sering banget make lagu ini sebagai backing soundx vidio narsis aku dan sahabat ku. bahkan kami sampai membuat koreografinya segala. hihihi lucu juga kalo ingat zaman gokil-gokilx diriku dan dia.

Ngomong-ngomong tentang perasahabatan, aku ga setuju dengan lagu "kepompong". soalnya masa hidup kupu-kupu itu kan bentar banget. aku nggak mau persahabatan ku kaya gitu. yah.... meski sekarang aku dan sahabatku lagi dalam masa dormansi, tapi sebanarnya aku tetap berharap persahabatanku itu bisa seperti sendal jepit. seperti yang pernah dikatakannya pada ku. filosofi sendal jepit, ga eksis kalo cuman satu aja, ga ada pasangannya.
pfuhhh.....

Sejak hari kamis lalu aku uring-uringan, dan sekarang blom baikan juga. setiap kali ingat masalah itu, ada perasaan kesal sekaligus perasaan bersalah. entahlah..
semakin ingin melupakan, eh... malah semakin sering muncul diingatan.

benci..benci... tapi rindu jua ...
rindu-rindu... tapi benci jua...
so mesti gmana donk?????

padahal aku juga pengen banget tahu kegiatan dia di sana. lagi ngapain, ketemu ma siapa aja, gmana kegiatannya, sempat jalan2 kemana? trus mo minta ole-ole juga, tapi karena dia nggak bilang-bilang masalah keberangkatannya (alias dirahasiain) artinya aq juga ga berhak nanya2 tentang hal itu. hiks...mewek lagi.

dia katanya mo jadi goshwriter. ku search di wikipedia gosht writer itu artinya penulis untuk orang lain. dan itu di bayar. bagus juga. so selain bisa dapat duit dari situ, dia juga bisa tetap nulis untuk dirinya sendiri. cukup realistis. yah.... semoga cita-cita mu bisa tercapai sobat!

hmmmm.....jadi kangen masa sama-sama dulu. Tempat atau keadaan seburuk apapun jadi menyenangkan jika bersama. contohnya

  1. waktu di bus dalam perjalanan masamba - makassar, waktu itu pak sopir nyetel musik keras-keras. duh... kepala ku tuh udah kayak digebukin. ditambah lagi, orang yang duduk di kursi di depan kami menyetel kursinya ke belakang banget. uhhhh BT. udah pusing, kejepit lagi. dengan sedikit lebay aq menjerit, "aduh..!!" dan sahabat ku langsung menegur orang tsb, "pak tolong maju-maju sediki, terjepit temanku!" hiks jadi terharu. habis itu kita cekikikan deh... hihihi.
  2. waktu laporan pas jadi maba 2006. kompakan bo'ong biar terhindar dari siksaan. xixixi
  3. waktu pertama kali datang ke mks bwt kul, nunggu di pinggir jalan dekat telp umum dari jam 3 subuh ampe jam 6, ditemani sopir taksi dan anjing - anjing.
  4. jalan kaki dari Telkom sampai ke rumah atau sebaliknya sambil bawaain acara jejak kaki.
  5. ngeMC bareng di acara PesKilnya maba 2008
  6. keliling pasar Sentral yang sumpek dengan barang dagangan dan para penjualnya yang dengan riang gembira berkoar-koar menawarkan barang dagangannya , "cari apa buk, singgah belanja" awalnya kami menjawab sapaan itu dengan senyum. tapi lama-lama BT juga, apa ga bosan ngomong gitu terus, akhirnya kau pun mejawab sekenanya, "cari jalan keluar mbak, mas" ganti sahabat ku yang cekikikan.
  7. maming bareng di kosannya kak Ambu
  8. belanja bulanan di Sejahtera, (tragedi obat penghilang daki)
  9. jalan-jalan ke Mall, cek per cek cuman buat nengokin buku-buku di Gramedia. dasar kutu buku.
  10. bercerita panjang lebar tentang apa saja sampai lupa waktu, mau di rumahku, di rumahnya, di rumah neneknya, di kosan kakaknya, di kosan ku. di rumahnya fera, di jalanan.

Ya.... semua ada jamannya*ngutip dari iklan. Itu waktu jamannya kita masih sama-sama, sekarang kita udah jauhan. udah ga bisa jalan bareng lagi atau yg sejenisx. Udah sibuk dengan urusan masing-masing. Walau begitu, tak akan ada yang berubah dengan makna persahabatan kami. Bagi ku sahabat sejati itu bukanlah yg selalu di depan mata atau yang senantiasa di sisi. Tetapi dia yg setia di hati & di ingat dalam setiap bisikan Doa.

Special to my best friend
thanks for your coming in my live.
thanks for undersanding me
thanks for your time
thanks for listening my story
thanks for sharing with me.
bagi ku kau istimewa, aku pun ingin jadi istimewa untukmu.

Namun jika itu sulit, tak apa, aku tak akan memaksa.
"laa ikraaha fiddiin.." tidak ada paksaan dalam agama.

begitu pula seharusnya, tidak ada paksaan dalam persahabatan.


Just be my Best Friend Forever ....

Jumat, 10 Juni 2011

Catatan tengah Malam

Malam kian larut. Suasana di RQIB tampak lengang. Kami baru saja selesai rapat staf Al-Insan untuk persiapan program-program Bimbel dalam waktu dekat. Ada K sri, K Nahdah, K jira, K yunita, dan Ukhti Fatma. bahagia rasanya bisa berada di tengah-tengah mereka. Rasa solidaritas yang tinggi membuatku betah bergabung di Al-Insan. orang-orang seperti merekalah yang aku butuhkan. Mereka yang senantiasa mengingatkan dalam menetapi kebaikan. mereka yang dengan canda ringannya mampu menerbitkan senyum di bibir. mereka yang dengan ketulusan nya mampu menyejukkan hati. Mereka yang dengan semangat tinggi mampu memotivasi untuk senantiasa berbuat/berkarya. "don't Stop to think"

Saat ini mereka semua tengah terlelap dalam mimpi indah usai rapat. Aku sendiri, masih terjaga. kembali aku teringat akan sahabat ku yang sedang jauh di sana.... sedang apa ia malam ini? Semoga keistiqamahan senantiasa bersamanya.
Baru saja ku buka fbnya, dan kudapati fotonya terpampang di salah satu album milik temannya. ya Allah... aku malu. mudah-mudahan foto itu ga terlihat oleh yang bukan mahram.

Jujur, aku bingung. antara ingin marah atau sebaliknya. aku senang mendengarnya bisa turut dalam ajang pelatihan penulisan itu. keren banget. tapi aku juga khawatir, keistiqamahan itu perlahan-lahan mulai terkikis. mulai dari pergi tanpa mahram (ini mungkin hanya dugaan ku semata), sampai hal-hal kecil lainya, yang mungkin bagi sebagian orang dianggap sepela, namun justru disitulah ujian keimanannya.

Ya Rabb, di malam yang kian larut ini, izinkan hamba meminta pada-Mu. Jagalah saudariku di manapun ia berada. Istiqamahkan lah ia dalam segala hal. Kutau ia bukan orang yang lemah, namun ku tahu pula bahwa syaitan tak pernah tidur. dan ku yakini hanya Engkaulah yang maha berkuasa atas segala sesuatu. Engkaulah yang maha memegang hati manusia.

Sobat, mungkin sikapku padamu terlalu berlebihan, tapi aku marah bukan hanya karena kau mengabaikan ku, tapi lebih pada hal yang prinsip. Semoga saja kau tahu apa itu. Sebenarnya aku tak pantas marah, toh masing-masing kita sudah dewasa. kita tau mana yang baik dan mana yang buruk. kita juga yang akan mempertanggung jawabkan semua perbuatan kita kepada-Nya kelak. Afwan, jika aku terkesan sewot. aku marah, karena rasa sayang ku padamu.

Ternyata aku tak cukup bijak, aku tak ingin kau terbebani dengan sikap childishku ini. karena itu untuk sementara waktu, aku ingin menghilang dari kehidupan mu. baik-baik ya ukh....

I’m None

Childish, may be orang- orang akan bilang kayak gitu melihat sikap ku. what ever lah… yang jelas aku beneran kecewa. Merasa nggak dianggap tentunya adalah perasaan yang bisa bikin sedih. aq merasa tak dianggap sebagai teman, sahabat apalagi sodara. ternyata selama ini aq hanya GR merasa dianggap sahabat, orang terdekat. but the truth I’m None. Aq bukan siapa2. Tak perlu ada kejujuran untukku cz Im Nothing.




Siang itu Lila sedang terlelap dalam tidur siang yang ga nyenyak di kamarnya. Rasa lelah usai menempuh perjalanan satu kilo meter dari sekretariat ke kost dan didukung oleh cuaca yang panas membuatnya betah berlama-lama di tempat tidur. Panggilan makan siang dari teman sekamarnya –Riri – tak digubrisnya. Pokoknya kudu istirahat. Nggak biasanya Lila menolak tawaran makan. Setelah susah payah dipaksanya mata tuk terpejam akhirnya ia pun tertidur. Meskipun hanya tidur-tidur ayam kata orang.

Suara grasak-grusuk mengusik tidur siang Lila. Dengan berat dipakasakan juga matanya untuk melihat apa penyebab kehebohan di luar alam tidurnya.
“wiiih… mbak Widi kapan datangnya?” itu pasti suara adik Ulva, Juniornya yang tinggal se-kos.
“kemarin” Jawab gadis berjilbab rapi yang disapa Widi sambil tersenyum puas, karena berhasil membuat surprise pada anak-anak kos Jelita.
Lila masih setengah sadar saat itu.
“hah?! Widi? Ada Widi di sini? aku ga’ lagi mimpi khan?” gumamnya dalam hati. matanya masih setengah terpejam. berat banget buat dibuka.
“BANGUN!!!!!” Seru Widi yang tak lain adalah sahabat karib Lila, sambil mencubit pipi sahabatnya itu.
“hmm..”gumam Lila lemah, bak orang yang lagi sakit.
“Ri, Lila kenapa? dia sakit yah?” ujar Widi cemas.
Lila pun mau ga mau membuka kedua matanya dengan jelas. di lihatnya Widi di samping ranjangnya, ada Juga Dik Ulva, Riri dan seseorang yang asing bagi Lila.
“kenalin nih, Nanda. Teman FB ku yang pernah kuceritakan” kata Widi memperkenalkan Gadis hitam manis keturunan Ambon itu pada kami.
Lila masih diam. Belum connect juga. maklum pentium 1. butuh waktu sekian menit untuk menyambungkan informasi yang didengar.
“jadi kamu semalam di mana?” tanya Riri pada Widi.
“Aku di Kosannya Nanda”
“Jadi Mbak kemarin tibanya langsung di tempatnya Nanda?” Tebak Ulva benar. 100 deh buat tebakannya. Widi mengiyakan dengan anggukan.
“Trus kapan mbak balik ke Kampung?” sambung Ulva
“ntar malam”
“Hah?!!!” seru Ulva dan Riri bersamaan. Lila juga dalam hati.
Akhirnya Lila pun mengerti apa dan bagaimana situasinya. Dia pun menarik bantal menutupi wajahnya. BT berat setelah tau kenyataan itu.
“weiittss, kenapa nih anak?” Ucap Widi menarik bantal Lila
“Udah, ngapain ke sini? pulang aja sana! Aku BT. Datang ga bilang-bilang, udah gitu nggak langsung ke sini lagi. eh…. malah mo pulang ntar malam. emang kita in dianggap apaan? Huh!”
Anak-anak yang lain pada ketawa ngeliat tingkah Lila yang baru bangun tidur udah uring-uringan gitu.
“Duh…jangan marah donk say…yang penting kan aq dah datang”
“Aaaaarghhh……BT…BT…BT” rajuk Lila. Cewek yang saTu ini emang sentimentil banget untuk hal-hal yang kayak gitu.
“Ri’ kamu mo ngampus ya?” tanya Lila pada Riri.
“iya, kenapa?”
“ikutan donkk….”
“ih, jangan lah. ada tamu juga. masa’ gitu sih. kasian Widi ma Nanda yang udah datang ke sini”
“Alah… biarin. Siapa suruh datang ga bilang-bilang” sungut Lila.
Riri pun ke kampus, dan Ulva kembali ke kamarnya. Tinggallah Lila, Widi dan Nanda di dalam kamar. Meskipun masih kesal, Lila tetap memaksakan dirinya bersikap baik dan ramah. Nggak enak sama Nanda. ntar dia tersinggung lagi.pikirnya
***
“btw, kali ini kamu ke Makassar dalam rangka apa, Wid?” tanya Lila yang tak mampu membendung rasa penasarannya di sela-sela makan siang.
“emmm… apa yah? belanja kali. halah sok kaya” jawab Widi salting alias salah tingkah.
Lila meliriknya dengan tatapan aneh.
“emang ini udah bulan ke tiga yah?”
Widi tertawa mendengar pertanyaan Lila. tak disangkanya Lila akan berpikir ke arah sana.
Sekedar informasi , Widi baru aja nerbitin sebuah buku yang royaltinya rencana keluar 3 bulan setelah terbitnya buku tersebut. Nah berhubung bukunya terbit waku bulan 4 so mestinya terima royalti ntar bulan 7 bukan bulan 6.
Widi selalu saja memberikan jawaban yang tak pasti, berbelit-belit. seperti ada yang disembunyikan.
“hhh,,,, ada apa ya?” pikir Lila gusar. Rasanya tak mungkin kalo Widi jauh-jauh datang dari daerah ngeluarin ongkos yang ga sedikit cuma buat belanja atau pun disuruh belanja sama nyokapnya. aneh… seperti ada yang disembunyikan.
***
“kamu ga nginap di sini?” tanya Lila ketika Widi keluar dari kamar mandi. Nanda asyik membaca buku.
“Nggak, say..”
“ntar malam dah balik ke Kampung ya?”
“belum, besok malam baru pulang”
“trus nginap di mana?”
“di kosannya dia” jawab Widi menunjuk Nanda.
“Oh..” sahut Lila kecewa.
pfuhhh … lagi-lagi Lila harus kecewa, sahabatnya sejak SMA kelas 1 itu plus mantan teman sekamarnya selama 4 tahun, datang ke Makassar tiba-tiba dan nggak bermalam meski cuman semalam di kosannya. apa-apaan ini?
“Widi J-A-H-A-T!!!” ucap Lila tanpa tedeng aling-aling.
“Lila C-A-N-T-I-K….” balas Widi, “tolong donk ambilin barang ku di kamar mandi”
“wah… Widi baik banget yah, udah dibilangin Jahat tapi malah dibalas dengan cantik”
“eh, Nan… dia tuh ada maunya, mo nyuruh aku ngambilin barangnya” Lila sewot.
Lila memang tak pernah segan pada Widi. Baginya Widi bukan hanya sosok sahabat, tapi dia juga menganggapnya sebagai kakak perempuan. maklumlah Lila anak pertamadi keluarganya , ggak pernah ngerasain punya kakak. jadi pada Widi dia ungkapkan semua keluh kesahnya, apa yang terjadi beberapa bulan ini, rencananya di masa depan, kisah sedih , bahagia, bahkan marahnya. Lila berharap Widi juga seperti itu terhadapnya.
Waktu menunjukkan pukul 17.15 wita ketika Widi dan Nanda meninggalkan kosan Lila. Sedih dan kecewa tak bisa Lila tutupi. cemburu pada Nanda karena sahabatnya lebih milih nginap di kosanya Nanda dibandingkan dirinya.
“ketemu teman baru, teman lama dilupakan”
dengan cepat dikirimnya sms untuk Widi tentang kekecewaannya. tapi ga tiba. Syukurlah…. Lila tak ingin terkesan childish.
***
“Widi bermalam di mana?” tanya Riri keesokan harinya. Duh… pertanyaannya kok telat banget yak.
“di kosannya Nanda”
“btw, dia ke Makassar dalam rangka apa?”
“Tau tuh, kalo ditanya ga pernah jelas jawabannya, ngalor ngidul bikin pusing. bertele-tele. padahal aku tuh maunya yang to the poin aja.”
“ooohhh…”Riri manggut-manggut sok paham.
***
Lila kembali pada aktivitasnya. Pukul 08.00 dia sudah berada di sekretriat untuk pertemuan rutin. hari ini ia dan timnya akan membenahi perpustakaan dan Mading kampus.
“Assalamu’alaykum” seorang gadis berjilbab cokelat masuk ke ruangan yang sama.
“Wa’alaykum salam…. eh, ami-chan…kemarin Widi datang loh ke kosan ku. nih buktinya” kata Lila penuh semangat seraya memperlihatkan fotonya bersama buku Widi. nah loh….??????
“oh, ya?! kamu dah beli bukunya?” tanya Ami
“belom. ayo donk… beli bareng, aku dah dapat 1 orang lagi yang mau barengan so bebas ongkos kirim kan…”
“siapa? okelah kalo gitu. emang harganya barapaan?”
“waduh, berapa ya? lupa nih… ntar aku tanyaain ke Widi”
Lila segera mengambil Handponenya dan mengubungi nomor Widi. sekali… dua kali… tiga kali… telponnya ga diangkat.
“Nih anak kenapa sih? katanya nomor Asnya baik-baik aja. kok nggak di angkat-angkat sih?” ujar Lila
“nah… nih aq dah dapat harganya Rp 35.900,00. aku bayarnya sama kamu aja yah…?” seru Ami membuyarkan lamunan Lila.
“hah?!! aku? duh… aku malas banget ke Bank” tukas Lila, “Atau gini aja, mumpung siang ini Widi still in Makassar, biar dia aja yang pesan dan ngirim uangnya. kita suruh aja dia datang lagi bwt ngambil uangnya”
“boleh-boleh” sahut Ami setuju, nggak mau repot.
Lila pun segera mengirimkan pesan singkat kepada Widi
hp nya tolong diangkat donk…. penting!”
tak lama kemudian datanglah balasan sms dari widi
“maaf di sini berisik banget, sms aja yah…”
emang lagi dimana skrg?”
Di bandara Juanda Surabaya. Transit. Mau ke Semarang
HAH?!!! Maksdunya?” Lila terheran-heran. Widi becandanya lebay banget deh….
“Ami-chan, menurut kamu masuk akal nggak, kalo Widi sekarang ada di Surabaya?” tanya Lila pada Ami yang lagi sibuk mencaplok data-data dari laptop Lila.
“ha? kayaknya nggak mungkin deh, kan kemarin baru tiba dari kampung”
“Tapi bisa aja lagi, kalo dia berangkatnya pagi-pagi. Makassar- Surabaya kan cuma 1 jam perjalanan lewat udara”
Ami cuma manggut-manggut.
Akhirnya sms balasan dari Widi tiba:
Kemarin ga tega ngomongnya. Ya begitu maksudnya
Lila yang shock mendengar kenyataan tersebut. Dia mulai menyadari sesuatu. sesuatu yang sejak kemarin membuatnya tak mengerti. sesuatu yang coba disembuyikan Widi darinya.
mau apa ke sana,Wid? sama siapa? hhh rasanya begitu banyak hal yang kamu sembunyikan dari ku ya…...! sebenarnya sejak kemarin dah kesal sama kamu, di tambah yang hari ini. Numpuk dah semuanya. perasaanku saat ini seperti saat mengetahui ungkapan perasaan marah kamu ke aku tempo hari. Kecewa, marah, pengen Teriak tapi cuma bisa nangis. TEGA!!!

Ada pelatihan menulis dan peluang kerja jadi gosh writer. Maaf. Maaf banget” hanya itu yang dapat Widi katakan pada sahabatnya.
“Gimana? Jadi nggak nih…?” tanya ami, sambil menyodorkan uangnya.
“Sory, Mi’, ga jadi. Lagi nggak mood”

Lila benar-benar kecewa. Perasaannya yang begitu sensitif terluka.
Sahabatku tak jujur padaku. Sahabatku tak ingin berbagi dengan ku. Sahabat ku tak percaya pada ku. Sahabatku tak berani terbuka pada ku. Sahabat ku…..
Kenapa sih hal kayak gitu mesti ditutupi? Tak tahukan ia bahwa aku juga senang jika ia berhasil meraih mimpinya. tak yakinkah ia bahwa dukungan ku akan selalu bersamanya. atau mungkin ia tak pernah menganggapku sahabatnya??? hiks…..
tega, beneran tega. apa ini yang namanya sahabat?

Childish, may be orang- orang akan bilang kayak gitu melihat sikap ku. what ever lah… yang jelas aku beneran kecewa. Merasa nggak dianggap tentunya adalah perasaan yang bisa bikin sedih. Aku merasa tak dianggap sebagai teman, sahabat apalagi sodara. Ternyata selama ini aq hanya GR (Gede Rasa). Merasa dianggap sahabat, orang terdekat buatnya. But the truth I’m None. Aq bukan siapa2. Tak perlu ada kejujuran untukku. BECAUSE I’m Nothing

Lila menutup Diarinya dengan perasaan gamang.

NB: Buat para sahabat “jujurlah….karena kejujuran itu sangat dibutuhkan dalam membangun sebuah hubungan, termasuk persahabatan”