Selasa, 27 September 2011

Rayap, si kecil yang rakus

Kemarin malam, tepatnya malam rabu tanggal 27 September 2011 aku dikjutkan oleh ‘sesuatu’. Fira, teman serumah ku sekarang, berseru hebat * nggak ding, dia kan nggak kayak aku. xixixixi.
“ega… kardus ta’ di kerumuni rayap!”
Aku terbelalak, melihat aksi seru rayap-rayap itu mengrayapgerogoti buku-buku yang ada di dalam kardus sekaligus kardusnya. GRrrrrrr! aku geram banget menyaksikan ulah mereka. kardusku yang berisi map-map penting seenaknya saja dicabik-cabik oleh mereka. untungnya ijazah dan sertifikat-sertifikat penting di dalamnya belum sempat terlehap oleh rayap-rayap rakus itu.
Sambil menahan tangis, kubersihkan satu per satu map dan kertas berharrga di dalamnya. padahal saat itu aku lagi sakit. lagi butuh istirahat. aku lemah….. *lebay deh. tapi beneran, aku emang lagi sakit (baca posting ku sebelumnya  ‘anti’anti nyamuk’). Pora hanya bisa memandangi ku dengan tatapan simpati. mungkin menyesal karena tidak bisa berbuat apa-apa sebelumnya.
“harusnya kamu ngawasin yang kayak ginian pora. bukannya ngawasin aku kalo lagi masak dan makan” wejang ku kepada Pora. Kucing hitam putih yang paling dekat dengan ku dibandingkan kedua saudaranya, (Pore dan Poro)
Kardusku udah nggak bisa diselamatkan. keduanya hancur terkoyak-koyak. masyaAllah….rayap yang sekecil itu bisa menghancurkan kardus yang berkali-kali lipat besarnya dari tubuhnya yang lebih kecil dari biji beras. terpaksa untuk sementara map-map penting itu kutempatkan di keranjang pakaian.
hikmah: persatuan itu penting. waspada juga penting!

Anti ‘anti Nyamuk’

bahaya obat nyamukBagi sebagian orang, anti nyamuk merupakan bahan yang dapat membantu mereka dalam mengatasi gangguan nyamuk. Berbagai macam anti nyamuk yang beredar di masyarakat saat ini, ada anti nyamuk bakar, semprot, di usapin ke tubuh, atau yang berupa cairan. tentunya anti nyamuk tersebut sangat berguna bagi para pemakainya.
Tapi tidak dengan ku. kesemua anti nyamuk yang kusebutkan di atas memberikan efek yang buruk buatku. itulah sebabnya di zaman yang kata orang udah modern kayak gini ini aku masih menggunakan kelambu dari pada zat-zat anti nyamuk. Anti nyamuk semprot (spray) membuatku seperti tercekik karena bau dan zatnya yang sangat keras. anti nyamuk oles, membuat kulitku kering dan panas, dan bagiku itu seperti mengoleskan racun ke tubuh kita. sedangkan anti nyamuk bakar efeknya bagiku seungguh luar biasa, setiap kali menggunakan anti nyamuk ini aku pasti terkena penyakit flu.
Inilah yang kualami saat ini. Beberapa hari yang lalu, kami (aku dan teman2 serumah) lagi asik mengerjakan tugas masing-masing di ruang tamu. saat itu banyak sekali nyamuk yang berseliweran di sekitar kami. suara dan gigitannya benar-benar memancing emosi. akhirnya karena kami udah kehabisan anti nyamuk semprot maka dengan berat hati kubakar anti nyamuk bakar yang ada.
Keesokan harinya, leherku terasa sakit. makanan maupun minuman yang masuk ke tenggorokan memberikan sensasi nyeri yang nggak enak banget. Aku sangat yakin itu adala ciri-ciri orang yang mau flu. 1 hari kemudian, hidung mulai meler, bersin-bersin terus. 2 hari kemudian, meler makin menjadi-jadi, di sertai dengan naiknya suhu tubuh dan juga batuk. leher aku tuh sakit banget. da hari ini, ketika bangun dari tidur, suara ku udah nggak mau keluar. huhuhuuuu, kalo aku ngomong rasanya sakit. eckckckck sungguh megerikan. jadi penasaran apa sih yang terkndun dalam anti nyamuk bakar sampe-sampe mebuatku jadi begini? Atau jangan-jangan aku emang alergi sama yang namanya anti nyamuk yah?

Guru Pamong

SmileSmileSmileSmile
Ku awali kisah ini dengan senyum yang berbulir-bulir kayak pulpy orange. *Apaan sih?
Hari Selasa 20 September 2011,  3 orang perempuan berpakaian hitam putih berdiri di depan ruag guru di SMA Makassar Raya. selidik punya selidik, mereka adalah mahasiswi PPL yang ditugaskan melaksanakan PPLnya di sekolah tempat ku mengajar. Dan dari hasil interogasiku, mereka mengaku bahwa mereka dari jurusan Bahasa Inggris. Jumla mereka ada lima orang, tapi yang bisa datang baru 3 itu. Pak Kepsek  meminta ku untuk membimbing mereka. Jadilah saat itu aku mendadak jadi guru pamong. Secara aku tuh atu-atunya guru bahasa Inggris di sekolah itu.
Aku merasa geli sendiri. Masa’aku sih? aku kan bukan guru tetap, lagian aku baru selesai PPL tahun lalu, bulan januari 2010. Pengalaman ngajar ku pun boleh dibilang masih berumur jagung, bukan..bukan jagung, tapi apa ya? hmmm coba deh cariin tanaman yang umurnya baru setahun gitu. Pokoknya gitu deh, aku masih muda nan polos, *hoek, yang baca pada muntah. Sorry.. lebaynya kumat lagi. Yang lebih heboh lagi, I’m not d real english Teacher. I’m just the graduate of Mathematics department. Hua… nggak bener iki. But what ever lah, mo gimana lagi. hadapi aja. berani berbuat berani bertanggung jawab.
Teman-teman ngajar yang nota bene adalah senior2 ku, senyum-senyum simpul melihat sikap ku yang sok kayak guru senior, menanyakan dan menjelaskan ini dan itu kepada mahasiswa tersebut. Yang lucunya legi, umur mereka cuma terpaut satu tahun di bawah ku, bahkan yang laki-laki umurnya lebih tua dari ku. Aku cukup terbantu dengan bakat aktingku yang sudah ku asah sejak kecil. Masalah Jaim itu udah menjadi keahlianku.
Siswa-siswi ku keberatan waktu kusampaikan bahwa mereka akan di ajar oleh guru baru. mereka baru bisa terima waktu kukatakan bahwa aku juga tetap mengawasi mereka.
“syukurlah… soalnya ma’m biasanya mereka tuh ngajarnya ga bagus, malah bikin bingung. kita malah jadi nggak ngerti”
aku terharu mendengarnya, artinya selama ini mereka cukup menyukaiku. ku pikir mereka membenci ku.
Reaksi anak kelas satu lebih parah lagi. mereka teriak, dan ber “hu….” protes. bahkan ada yang mo nangis. dikirain nya aku mo pindah ke sekolah lain. padahal kalo ku pikir-pikir, aku paling keras sama anak kelas satu. pernah mereka kusurh kengkreng karena dari semua orang di dalam kelas hanya empat orang yang mengerjakan PR. mungkin mereka sadar kalo aku hanya ingin mendisiplinkan mereka.
Hal yang kulakukan sebagai guru pamong adalah mengarahkan anak-anak PPL itu sesuai dengan apa yang pernah dilakukan oleh Guru Pamong ku waktu aku PPL dulu. Aku bersyukur karena pernah PPL juga dan menjalaninya dengan serius. Jadi Ilmunya benar-benar berbekas. Beda dengan orang-orang yang PPL fiktif. memprogram mata Kuliah PPL tapi nggak pernah hadir di sekolah. Nilai tinggal di beli. emang ada? maybe. Nothing is impossible in the world. but the most  important is we through our life as honest as possible. Because, although no body look our act, there is still Allah who always watch our step. konsep ihsan kan begitu.
Thanks buat Pak Arif yang udah mengarahkan kami dengan baik. Ilmux benar-benar bermanfaat pak…

Minggu, 25 September 2011

Story In ANgkot: Dimana Dompet ku?

HUA…..HUA….HUA….
Very-very shy…..!
Ini adalah pengalaman yang paling aku takutkan selama tinggal di Makassar. Aku tidak pernah berharap ini akan tejadi padaku. karenanya sebelum berangkat dari rumah aku selalu mengecek ke empat hal yang ga boleh aku lupakan; Dompet, HP, kunci, dan FD. Dan yang paling pertama aku sebutkan adalah hal yang memiliki tingkat keurgenan yang paling tinggi. Yup, Dompet. tentunya dompet yang berisi uang. sebenarnya meskipun ga bawa dompet yang penting bawa uang itu ga jadi masalah.
Masalahnya, hari ini aku akhirnya mengalami hal yang aku wanti-wanti, emang apa sih? itu loh… ga bawa dompet maupun uang sepeser pun ketika naik angkot.
aku berangkat ke sekolah dari jalan malengkeri 1 pada pukul 8 lewat 15. dengan penuh percaya diri aku menyebreangi jalan dan menaiki angkot yang akan membawaku ke tempat tujuan setelah sebelumnya berseru kepada pak sopir, “Baji Gau, Pak!”
di Angkot, aku lebih banyak diam memperhatikan model rumah di sepanjang jalan yang dilalui oleh Angkot. kali Ini perjalanan agak panjang, karena Pak Sopir mengambil jalur Dg. Tata 3, abdul Kadir, Dangko, Cenrawasih. Mendekati lokasi yang aku tuju yakni SMA MAKASSAR RAYA yang terletak di depan jalan Baji Gau, aku mulai mencari dompet ku untuk membayar Angkot. tapi alangkah terkejutnya aku manakali kusadari bahwa dompetku tidak ada di dalam tas. “Hah?! di mana dompetku? perasaan aku selalu naro di tas, kok sekarang ga ada?” tanyaku dalam hati. setelah ku keluarkan semua buku-buku dan barang yang ada di tas ku aku pun tersadar, bahwa dompetku emang benar-benar nggak ada di dalam tas. HUaAAAA….. kalo gitu dompetku masih di lemari donk…. GIMANA NIH????
Aku panik banget. Bingung, takut, dan malu mau bilang apa sama pak sopir, nggak tau harus gimana. mana di mobil nggak ada akhawat ato orang yang bisa nolongin lagi. ku coba menghubungi kak Alya yang mungkin sudah ada di sekolah, tapi nggak diangkat-angkat. aku pun pasrah. “kiri, pak!!!” seru ku ketika menyadari  bahwa angkot sudah lewat di depan sekolah. aku tidak segera turun dari Angkot.
“kenapa, mbak?” tanya pak sopir.
“pak dompet saya ketinggalan” kataku dengan suara tertahan. Mata ku udah berkaca-kaca.
“oh,.. kalo gitu nggak usah bayar, nggak papa”
kata-kata supir tersebut membuatku terharu. aku semakin ingin menangis.
“saya minta maaf ya, pak… dan makasih banyak” ucapku sugguh-sungguh berterimakasih. dalam hati aku berjanji aku akan membayar nya jika aku bertemu dengannya lagi.
benar-benar pengalaman yang memalukan. lain kali aku bakal lebih teliti lagi. cukup sekali aja aku mengalami hal kayak gini.
“ya Allah… pertemukan aku dengan pak sopir itu lagi”

Ini Bukan Akhir cerita kost Flora


Cerita ini masih seputar kost Flora. Kost yang dihuni cewek baik-baik (ga makan kompor, maupun sabun). Agustus 2011, akhir periode kost-kosan. Pilihanx Cuma 2, menikah atau putuskan!  ups, salah! yang bener tuh, melanjutkan kontrakan, or move alias pindah.
Beberapa penghuni memutuskan untuk lanjut, ini berlaku bagi mahasiswa semester awal yang udah kesengsem sama kost flora dan malas nyari yang lebih bagus dan lebih murah. Yang lebih mahal banyak, tapi fasilitas ga sebanding dengan kost Flora ini. Yang lebih murah, apalagi. Pokoknya susah banget deh, di jaman kayak gini mo nyari kosan dengan fasilitas mendukung, dan kondisi lingkungan yang kondusif kayak gini. *waduh, dibayar berapa nih sama bu Hilda? Bukan…sungguh ga ada niat buat promo, aq cuman mau ngungkapin fakta bukan janji.
However, ada juga yang  memutuskan buat hengkang.  Yah….keputusan yang diambil dengan sangat berat hati. Pasalnya kenaikan kali ini udah diluar kemampuan kantong mereka. Lagi pula pertimbangan kuliah yang tinggal beberapa bulan. Dan mungkin udah kenyang asam garam tinggal di Flora. Siapa saja sih yang bakal pindah? Lets check it out.
TADAAA!!!!!
Para penghuni yang bakal pindah adalah flora lovers,  Rara, Upe, dan Aku.
Hmmm…. Benar-benar ga nyangka semua bakal berakkhir seperti ini. Emang sih sudah sunnatullah kalo ga aka nada yang abadi di dunia ini, termasuk kebersamaan kami. Tapi tetap aja, yang namanya perpisahan itu selalu ninggalin rasa sesak di dada, dan diiringi dengan kekosongan or kehampaan.  Selalu saja ada rasa  tak siap menerima kenyataan ini. Kami yang udah  4 tahun sama-sama bahkan ada juga yang ampe 5 tahun, mesti berpisah di tahun ini.
Ga papalah…. Ga ada yang perlu disesali, dan aku juga ga pernah menyesal. kenapa harus mesnyesal jika  hari-hari yang kami lalui bersama adalah hari-hari yang penuh makna, penuh warna kayak pelangi. Kami udah mengisinya dengan sebaik-baiknya. Kami punya banyak kenangan yang bisa kami ingat kembali saat kami sudah tidak tinggal satu atap. Kami bisa membuka kembali catatan-catatan harian kami, atau koleksi foto dan video konyol kami. Aku ngerasa ga ada yang perlu di sesali.  Justru sebaliknya, aku bersyukur banget bisa dikasih kesempatan buat tinggal di kost Flora, bisa ketemu dengan anak-anak flora, bisa berteman, bersahabat, berbagi cerita dan berbagi makanan. Hehehe.
Anak-anak kost flora yang menyenangkan, meski kadang ada juga saatsaat yang menyebalkan, tapi berujung pada kelucuan.
Adek Uppa pernah bilang, “banyak sekali kesan yang ku dapat selama tinggal di kost Flora, ada suka dan duka. Tapi kalo diitung-itung sih lebih banyak sukax” katanya sambil tertawa renyah. *biskut kali?!
Yup! Benar banget, tinggal di kost Flora emang merupakan pengalaman yang menyenangkan. Aku yang kalo di rumah jarang banget ngomong, karena jarak usia ku dengan adik-adikku pada jauhan, jadi cerewet banget pas tinggal di kost ini, soalnya aku dapat teman yang bisa di ajak share apa aja. Baik itu kakak-kakak, teman seangkatan maupun adik-adik. Jarang banget aku ngerasaain beban berat selama tinggal di kost ini. Selalu aja ada orang yang bisa menghibur, baik langsung maupun ga langsung. Saling menghibur, saling support, saling sayang-menyayangi, tenggang rasa, tepa salira, patriotism serta cinta tanah air. * tunggu..tunggu… kok jadi belajar pkn sih?
Singkatnya, Aku menemukan suadara-saudara baru di sini. Cinggu…… uhibbukifillah….(aku mencintai kalian karena Allah). Allah yang udah mempertemukan kita, dan menjalin tali ukhuwah di antara kita, mempertautkan hati-hati kita. Kita bertemu atas izin Allah, so jangan pernah sesali pertemuan dan jangan tangisi perpisahan. Ok?! (tapi kok yang nulis justru mewek?)
Aku bukan menangisi ataupun menyesali perpisahan ini. Aku hanya merasa sedih, karena merasa kehilangan. Bukankah kita hanya akan merasa kehinlangan jika yang hilang itu adalah sesuatu yang kita anggap berharga? Artinya kalian benar-benar berharga buatku. Ck..ck.ck.. Bisa-bisa nya yah..
Nggak kebayang gimana tampang kosan ini sepeninggal kami. Apa masih bakal rame juga? Apa bakal seseru waktu kami masih di sini? Atau malah makin sepi? Yah kita liat aja nanti, dan kita berikan tugas mulia untuk mengamati ini kepada adik Uppa. Omedetto (selamat ya…)
Oh iya, di antara Flora Lovers (mo di singkat flores, tapi pasti pada ga setuju) masih ada satu orang yang bakal meneruskan perjuangan kami. Dialah Achnida Zulfaidah  alias Uppa. Dia pasti bakal kesepian banget sepeninggal kami. Kachian deh adek Uppa.



Upe
2007
Pindah ke rumah kakakx di Gowa.
Uppa
2007
Menetap di Flora. Sementara menggarap proposal.
Rara
2006
Pindah ke rumah kemenakannya di jalan veteran. Kuliahx dah kelar tinggal seminar dan ujian meja.
Anti
2006
Udah pulkam tahun lalu dan sekarang ada di Cirebon, jadi hantu, ups ghost writer dan kursus menjahit.
Dedew
2006
Udah pindah sejak tahun lalu, masih di kompleks yang sama dengan kost Flora.
Nunu
2006
Jurusan fisika yang lulus bersamaan dengan ku.  Sekarang justru  jadi pegawai BRI.
Yuyu
2006
Jurusan Biologi,  lanjut S1 kedua, dan tinggal di kost lain
K Uni
2005
, pulkam ke Sulbar dan jadi guru, bentar lagi merid
K Alya
2002
Pindah ke jalan sunu, tapi lebih sering tinggal di secretariat lembaga muslimah. Sekarang juga jadi guru.
K iya’
2002
Udah merid dan punya anak, bakal berdomisili di Takalar.
K Wati
2005
Udah jadi PNS di Luwu Timur di salah satu SMK
Leli
2007
Pindah ke Abdesir, bareng 3 orang adiknya, lagi sibuk kerja di salah satu LBB dan cuti kuliah 1 semeter. Tinggal penelitian dan seminar hasil serta ujian meja.

Aku sendiri, bakalan pindah di salah satu rumah kontrakan di jalan malengkeri. Untuk sementara tinggal sama teman dulu selama 5 bulan. Berhubung rumah yang kuincar masih ada penghuninya.
Anak-anak flora…. Meskipun akhirnya kita ga tinggal sama-sama lagi, ku harap persaudaraan kita ga akan berakhir juga. Kita tetap bisa menjalin ukhuwah. Kalau kalian rindu telpon aja aku. Hehehe…
Kita masih bisa ngumpul-ngumpul bareng sekali-kali di Flora. Kan masih ada Uppa. Ok?!
Angiong cingu.
,
.
.



Selasa, 27 September 2011

Rayap, si kecil yang rakus

Kemarin malam, tepatnya malam rabu tanggal 27 September 2011 aku dikjutkan oleh ‘sesuatu’. Fira, teman serumah ku sekarang, berseru hebat * nggak ding, dia kan nggak kayak aku. xixixixi.
“ega… kardus ta’ di kerumuni rayap!”
Aku terbelalak, melihat aksi seru rayap-rayap itu mengrayapgerogoti buku-buku yang ada di dalam kardus sekaligus kardusnya. GRrrrrrr! aku geram banget menyaksikan ulah mereka. kardusku yang berisi map-map penting seenaknya saja dicabik-cabik oleh mereka. untungnya ijazah dan sertifikat-sertifikat penting di dalamnya belum sempat terlehap oleh rayap-rayap rakus itu.
Sambil menahan tangis, kubersihkan satu per satu map dan kertas berharrga di dalamnya. padahal saat itu aku lagi sakit. lagi butuh istirahat. aku lemah….. *lebay deh. tapi beneran, aku emang lagi sakit (baca posting ku sebelumnya  ‘anti’anti nyamuk’). Pora hanya bisa memandangi ku dengan tatapan simpati. mungkin menyesal karena tidak bisa berbuat apa-apa sebelumnya.
“harusnya kamu ngawasin yang kayak ginian pora. bukannya ngawasin aku kalo lagi masak dan makan” wejang ku kepada Pora. Kucing hitam putih yang paling dekat dengan ku dibandingkan kedua saudaranya, (Pore dan Poro)
Kardusku udah nggak bisa diselamatkan. keduanya hancur terkoyak-koyak. masyaAllah….rayap yang sekecil itu bisa menghancurkan kardus yang berkali-kali lipat besarnya dari tubuhnya yang lebih kecil dari biji beras. terpaksa untuk sementara map-map penting itu kutempatkan di keranjang pakaian.
hikmah: persatuan itu penting. waspada juga penting!

Anti ‘anti Nyamuk’

bahaya obat nyamukBagi sebagian orang, anti nyamuk merupakan bahan yang dapat membantu mereka dalam mengatasi gangguan nyamuk. Berbagai macam anti nyamuk yang beredar di masyarakat saat ini, ada anti nyamuk bakar, semprot, di usapin ke tubuh, atau yang berupa cairan. tentunya anti nyamuk tersebut sangat berguna bagi para pemakainya.
Tapi tidak dengan ku. kesemua anti nyamuk yang kusebutkan di atas memberikan efek yang buruk buatku. itulah sebabnya di zaman yang kata orang udah modern kayak gini ini aku masih menggunakan kelambu dari pada zat-zat anti nyamuk. Anti nyamuk semprot (spray) membuatku seperti tercekik karena bau dan zatnya yang sangat keras. anti nyamuk oles, membuat kulitku kering dan panas, dan bagiku itu seperti mengoleskan racun ke tubuh kita. sedangkan anti nyamuk bakar efeknya bagiku seungguh luar biasa, setiap kali menggunakan anti nyamuk ini aku pasti terkena penyakit flu.
Inilah yang kualami saat ini. Beberapa hari yang lalu, kami (aku dan teman2 serumah) lagi asik mengerjakan tugas masing-masing di ruang tamu. saat itu banyak sekali nyamuk yang berseliweran di sekitar kami. suara dan gigitannya benar-benar memancing emosi. akhirnya karena kami udah kehabisan anti nyamuk semprot maka dengan berat hati kubakar anti nyamuk bakar yang ada.
Keesokan harinya, leherku terasa sakit. makanan maupun minuman yang masuk ke tenggorokan memberikan sensasi nyeri yang nggak enak banget. Aku sangat yakin itu adala ciri-ciri orang yang mau flu. 1 hari kemudian, hidung mulai meler, bersin-bersin terus. 2 hari kemudian, meler makin menjadi-jadi, di sertai dengan naiknya suhu tubuh dan juga batuk. leher aku tuh sakit banget. da hari ini, ketika bangun dari tidur, suara ku udah nggak mau keluar. huhuhuuuu, kalo aku ngomong rasanya sakit. eckckckck sungguh megerikan. jadi penasaran apa sih yang terkndun dalam anti nyamuk bakar sampe-sampe mebuatku jadi begini? Atau jangan-jangan aku emang alergi sama yang namanya anti nyamuk yah?

Guru Pamong

SmileSmileSmileSmile
Ku awali kisah ini dengan senyum yang berbulir-bulir kayak pulpy orange. *Apaan sih?
Hari Selasa 20 September 2011,  3 orang perempuan berpakaian hitam putih berdiri di depan ruag guru di SMA Makassar Raya. selidik punya selidik, mereka adalah mahasiswi PPL yang ditugaskan melaksanakan PPLnya di sekolah tempat ku mengajar. Dan dari hasil interogasiku, mereka mengaku bahwa mereka dari jurusan Bahasa Inggris. Jumla mereka ada lima orang, tapi yang bisa datang baru 3 itu. Pak Kepsek  meminta ku untuk membimbing mereka. Jadilah saat itu aku mendadak jadi guru pamong. Secara aku tuh atu-atunya guru bahasa Inggris di sekolah itu.
Aku merasa geli sendiri. Masa’aku sih? aku kan bukan guru tetap, lagian aku baru selesai PPL tahun lalu, bulan januari 2010. Pengalaman ngajar ku pun boleh dibilang masih berumur jagung, bukan..bukan jagung, tapi apa ya? hmmm coba deh cariin tanaman yang umurnya baru setahun gitu. Pokoknya gitu deh, aku masih muda nan polos, *hoek, yang baca pada muntah. Sorry.. lebaynya kumat lagi. Yang lebih heboh lagi, I’m not d real english Teacher. I’m just the graduate of Mathematics department. Hua… nggak bener iki. But what ever lah, mo gimana lagi. hadapi aja. berani berbuat berani bertanggung jawab.
Teman-teman ngajar yang nota bene adalah senior2 ku, senyum-senyum simpul melihat sikap ku yang sok kayak guru senior, menanyakan dan menjelaskan ini dan itu kepada mahasiswa tersebut. Yang lucunya legi, umur mereka cuma terpaut satu tahun di bawah ku, bahkan yang laki-laki umurnya lebih tua dari ku. Aku cukup terbantu dengan bakat aktingku yang sudah ku asah sejak kecil. Masalah Jaim itu udah menjadi keahlianku.
Siswa-siswi ku keberatan waktu kusampaikan bahwa mereka akan di ajar oleh guru baru. mereka baru bisa terima waktu kukatakan bahwa aku juga tetap mengawasi mereka.
“syukurlah… soalnya ma’m biasanya mereka tuh ngajarnya ga bagus, malah bikin bingung. kita malah jadi nggak ngerti”
aku terharu mendengarnya, artinya selama ini mereka cukup menyukaiku. ku pikir mereka membenci ku.
Reaksi anak kelas satu lebih parah lagi. mereka teriak, dan ber “hu….” protes. bahkan ada yang mo nangis. dikirain nya aku mo pindah ke sekolah lain. padahal kalo ku pikir-pikir, aku paling keras sama anak kelas satu. pernah mereka kusurh kengkreng karena dari semua orang di dalam kelas hanya empat orang yang mengerjakan PR. mungkin mereka sadar kalo aku hanya ingin mendisiplinkan mereka.
Hal yang kulakukan sebagai guru pamong adalah mengarahkan anak-anak PPL itu sesuai dengan apa yang pernah dilakukan oleh Guru Pamong ku waktu aku PPL dulu. Aku bersyukur karena pernah PPL juga dan menjalaninya dengan serius. Jadi Ilmunya benar-benar berbekas. Beda dengan orang-orang yang PPL fiktif. memprogram mata Kuliah PPL tapi nggak pernah hadir di sekolah. Nilai tinggal di beli. emang ada? maybe. Nothing is impossible in the world. but the most  important is we through our life as honest as possible. Because, although no body look our act, there is still Allah who always watch our step. konsep ihsan kan begitu.
Thanks buat Pak Arif yang udah mengarahkan kami dengan baik. Ilmux benar-benar bermanfaat pak…

Minggu, 25 September 2011

Story In ANgkot: Dimana Dompet ku?

HUA…..HUA….HUA….
Very-very shy…..!
Ini adalah pengalaman yang paling aku takutkan selama tinggal di Makassar. Aku tidak pernah berharap ini akan tejadi padaku. karenanya sebelum berangkat dari rumah aku selalu mengecek ke empat hal yang ga boleh aku lupakan; Dompet, HP, kunci, dan FD. Dan yang paling pertama aku sebutkan adalah hal yang memiliki tingkat keurgenan yang paling tinggi. Yup, Dompet. tentunya dompet yang berisi uang. sebenarnya meskipun ga bawa dompet yang penting bawa uang itu ga jadi masalah.
Masalahnya, hari ini aku akhirnya mengalami hal yang aku wanti-wanti, emang apa sih? itu loh… ga bawa dompet maupun uang sepeser pun ketika naik angkot.
aku berangkat ke sekolah dari jalan malengkeri 1 pada pukul 8 lewat 15. dengan penuh percaya diri aku menyebreangi jalan dan menaiki angkot yang akan membawaku ke tempat tujuan setelah sebelumnya berseru kepada pak sopir, “Baji Gau, Pak!”
di Angkot, aku lebih banyak diam memperhatikan model rumah di sepanjang jalan yang dilalui oleh Angkot. kali Ini perjalanan agak panjang, karena Pak Sopir mengambil jalur Dg. Tata 3, abdul Kadir, Dangko, Cenrawasih. Mendekati lokasi yang aku tuju yakni SMA MAKASSAR RAYA yang terletak di depan jalan Baji Gau, aku mulai mencari dompet ku untuk membayar Angkot. tapi alangkah terkejutnya aku manakali kusadari bahwa dompetku tidak ada di dalam tas. “Hah?! di mana dompetku? perasaan aku selalu naro di tas, kok sekarang ga ada?” tanyaku dalam hati. setelah ku keluarkan semua buku-buku dan barang yang ada di tas ku aku pun tersadar, bahwa dompetku emang benar-benar nggak ada di dalam tas. HUaAAAA….. kalo gitu dompetku masih di lemari donk…. GIMANA NIH????
Aku panik banget. Bingung, takut, dan malu mau bilang apa sama pak sopir, nggak tau harus gimana. mana di mobil nggak ada akhawat ato orang yang bisa nolongin lagi. ku coba menghubungi kak Alya yang mungkin sudah ada di sekolah, tapi nggak diangkat-angkat. aku pun pasrah. “kiri, pak!!!” seru ku ketika menyadari  bahwa angkot sudah lewat di depan sekolah. aku tidak segera turun dari Angkot.
“kenapa, mbak?” tanya pak sopir.
“pak dompet saya ketinggalan” kataku dengan suara tertahan. Mata ku udah berkaca-kaca.
“oh,.. kalo gitu nggak usah bayar, nggak papa”
kata-kata supir tersebut membuatku terharu. aku semakin ingin menangis.
“saya minta maaf ya, pak… dan makasih banyak” ucapku sugguh-sungguh berterimakasih. dalam hati aku berjanji aku akan membayar nya jika aku bertemu dengannya lagi.
benar-benar pengalaman yang memalukan. lain kali aku bakal lebih teliti lagi. cukup sekali aja aku mengalami hal kayak gini.
“ya Allah… pertemukan aku dengan pak sopir itu lagi”

Ini Bukan Akhir cerita kost Flora


Cerita ini masih seputar kost Flora. Kost yang dihuni cewek baik-baik (ga makan kompor, maupun sabun). Agustus 2011, akhir periode kost-kosan. Pilihanx Cuma 2, menikah atau putuskan!  ups, salah! yang bener tuh, melanjutkan kontrakan, or move alias pindah.
Beberapa penghuni memutuskan untuk lanjut, ini berlaku bagi mahasiswa semester awal yang udah kesengsem sama kost flora dan malas nyari yang lebih bagus dan lebih murah. Yang lebih mahal banyak, tapi fasilitas ga sebanding dengan kost Flora ini. Yang lebih murah, apalagi. Pokoknya susah banget deh, di jaman kayak gini mo nyari kosan dengan fasilitas mendukung, dan kondisi lingkungan yang kondusif kayak gini. *waduh, dibayar berapa nih sama bu Hilda? Bukan…sungguh ga ada niat buat promo, aq cuman mau ngungkapin fakta bukan janji.
However, ada juga yang  memutuskan buat hengkang.  Yah….keputusan yang diambil dengan sangat berat hati. Pasalnya kenaikan kali ini udah diluar kemampuan kantong mereka. Lagi pula pertimbangan kuliah yang tinggal beberapa bulan. Dan mungkin udah kenyang asam garam tinggal di Flora. Siapa saja sih yang bakal pindah? Lets check it out.
TADAAA!!!!!
Para penghuni yang bakal pindah adalah flora lovers,  Rara, Upe, dan Aku.
Hmmm…. Benar-benar ga nyangka semua bakal berakkhir seperti ini. Emang sih sudah sunnatullah kalo ga aka nada yang abadi di dunia ini, termasuk kebersamaan kami. Tapi tetap aja, yang namanya perpisahan itu selalu ninggalin rasa sesak di dada, dan diiringi dengan kekosongan or kehampaan.  Selalu saja ada rasa  tak siap menerima kenyataan ini. Kami yang udah  4 tahun sama-sama bahkan ada juga yang ampe 5 tahun, mesti berpisah di tahun ini.
Ga papalah…. Ga ada yang perlu disesali, dan aku juga ga pernah menyesal. kenapa harus mesnyesal jika  hari-hari yang kami lalui bersama adalah hari-hari yang penuh makna, penuh warna kayak pelangi. Kami udah mengisinya dengan sebaik-baiknya. Kami punya banyak kenangan yang bisa kami ingat kembali saat kami sudah tidak tinggal satu atap. Kami bisa membuka kembali catatan-catatan harian kami, atau koleksi foto dan video konyol kami. Aku ngerasa ga ada yang perlu di sesali.  Justru sebaliknya, aku bersyukur banget bisa dikasih kesempatan buat tinggal di kost Flora, bisa ketemu dengan anak-anak flora, bisa berteman, bersahabat, berbagi cerita dan berbagi makanan. Hehehe.
Anak-anak kost flora yang menyenangkan, meski kadang ada juga saatsaat yang menyebalkan, tapi berujung pada kelucuan.
Adek Uppa pernah bilang, “banyak sekali kesan yang ku dapat selama tinggal di kost Flora, ada suka dan duka. Tapi kalo diitung-itung sih lebih banyak sukax” katanya sambil tertawa renyah. *biskut kali?!
Yup! Benar banget, tinggal di kost Flora emang merupakan pengalaman yang menyenangkan. Aku yang kalo di rumah jarang banget ngomong, karena jarak usia ku dengan adik-adikku pada jauhan, jadi cerewet banget pas tinggal di kost ini, soalnya aku dapat teman yang bisa di ajak share apa aja. Baik itu kakak-kakak, teman seangkatan maupun adik-adik. Jarang banget aku ngerasaain beban berat selama tinggal di kost ini. Selalu aja ada orang yang bisa menghibur, baik langsung maupun ga langsung. Saling menghibur, saling support, saling sayang-menyayangi, tenggang rasa, tepa salira, patriotism serta cinta tanah air. * tunggu..tunggu… kok jadi belajar pkn sih?
Singkatnya, Aku menemukan suadara-saudara baru di sini. Cinggu…… uhibbukifillah….(aku mencintai kalian karena Allah). Allah yang udah mempertemukan kita, dan menjalin tali ukhuwah di antara kita, mempertautkan hati-hati kita. Kita bertemu atas izin Allah, so jangan pernah sesali pertemuan dan jangan tangisi perpisahan. Ok?! (tapi kok yang nulis justru mewek?)
Aku bukan menangisi ataupun menyesali perpisahan ini. Aku hanya merasa sedih, karena merasa kehilangan. Bukankah kita hanya akan merasa kehinlangan jika yang hilang itu adalah sesuatu yang kita anggap berharga? Artinya kalian benar-benar berharga buatku. Ck..ck.ck.. Bisa-bisa nya yah..
Nggak kebayang gimana tampang kosan ini sepeninggal kami. Apa masih bakal rame juga? Apa bakal seseru waktu kami masih di sini? Atau malah makin sepi? Yah kita liat aja nanti, dan kita berikan tugas mulia untuk mengamati ini kepada adik Uppa. Omedetto (selamat ya…)
Oh iya, di antara Flora Lovers (mo di singkat flores, tapi pasti pada ga setuju) masih ada satu orang yang bakal meneruskan perjuangan kami. Dialah Achnida Zulfaidah  alias Uppa. Dia pasti bakal kesepian banget sepeninggal kami. Kachian deh adek Uppa.



Upe
2007
Pindah ke rumah kakakx di Gowa.
Uppa
2007
Menetap di Flora. Sementara menggarap proposal.
Rara
2006
Pindah ke rumah kemenakannya di jalan veteran. Kuliahx dah kelar tinggal seminar dan ujian meja.
Anti
2006
Udah pulkam tahun lalu dan sekarang ada di Cirebon, jadi hantu, ups ghost writer dan kursus menjahit.
Dedew
2006
Udah pindah sejak tahun lalu, masih di kompleks yang sama dengan kost Flora.
Nunu
2006
Jurusan fisika yang lulus bersamaan dengan ku.  Sekarang justru  jadi pegawai BRI.
Yuyu
2006
Jurusan Biologi,  lanjut S1 kedua, dan tinggal di kost lain
K Uni
2005
, pulkam ke Sulbar dan jadi guru, bentar lagi merid
K Alya
2002
Pindah ke jalan sunu, tapi lebih sering tinggal di secretariat lembaga muslimah. Sekarang juga jadi guru.
K iya’
2002
Udah merid dan punya anak, bakal berdomisili di Takalar.
K Wati
2005
Udah jadi PNS di Luwu Timur di salah satu SMK
Leli
2007
Pindah ke Abdesir, bareng 3 orang adiknya, lagi sibuk kerja di salah satu LBB dan cuti kuliah 1 semeter. Tinggal penelitian dan seminar hasil serta ujian meja.

Aku sendiri, bakalan pindah di salah satu rumah kontrakan di jalan malengkeri. Untuk sementara tinggal sama teman dulu selama 5 bulan. Berhubung rumah yang kuincar masih ada penghuninya.
Anak-anak flora…. Meskipun akhirnya kita ga tinggal sama-sama lagi, ku harap persaudaraan kita ga akan berakhir juga. Kita tetap bisa menjalin ukhuwah. Kalau kalian rindu telpon aja aku. Hehehe…
Kita masih bisa ngumpul-ngumpul bareng sekali-kali di Flora. Kan masih ada Uppa. Ok?!
Angiong cingu.
,
.
.