Senin, 31 Mei 2010

sabar....


Sabar... sabar... dan sabar....
Kayaknya aku kudu sering-sering ngulangin kata ini. apalagi di saat-saat seperti ini. aku sadar, bahwa aku harus lebih bersabar menghadapi segala hal yang ada di hadapanku. aku nggak boleh cepat panik karena dari buku yang aku baca kemarin Jupiter jones mengatakan "kepanikan itu lebih berbahaya dari pada hal yang membahayakan itu sendiri"
benar juga sih....
Hari ini, aku menunggu Ayah -sapaan khusus untuk seorang dosen di jurusanku- untuk mengambil perangkat yang di validasi oleh beliau. Aku juga sedang menunggu pak darwis, ketua jurusan sekaligus validator ku, walau aku tahu bahwa beliau nggak bakalan datang hari ini. pasalnya, beliau sedang sakit (mukanya bengkak). Aku menunggu mereka berdua untuk selanjutnya meminta tanda tangan pengesahan proposalku dari Prof Nurdin, Ketua Prodi sekaligus pembimbing 1 ku.
Menunggu dan menunggu, selalu menunggu. Dari dulu sampai sekarang, menunggu adalah hal yang paling tidak pernah bisa kumasukkan dalam kategori hal yang aku minati. menuggu menuntut kesabaran dan pengorbanan, mulai dari korban perasaan, waktu dan tenaga. Bayangin aja, waktu yang seharusnya kita gunakan untuk hal lain jadi terbengkalai hanya karena menunggu sesuatu yang nggak pasti (seperti menunggu munculnya matahari di tengah malam yang gelap gulita).
Aku sudah memutuskan untuk pulang penelitian hari ini, apapun yang terjadi. pokoknya udah nggak bisa ditunda lagi. aku juga pengen bisa jadi sarjana secepatnya seperti teman-teman yang lainnya.
entahlah......
mungkin aku memang harus lebih bersabar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senin, 31 Mei 2010

sabar....


Sabar... sabar... dan sabar....
Kayaknya aku kudu sering-sering ngulangin kata ini. apalagi di saat-saat seperti ini. aku sadar, bahwa aku harus lebih bersabar menghadapi segala hal yang ada di hadapanku. aku nggak boleh cepat panik karena dari buku yang aku baca kemarin Jupiter jones mengatakan "kepanikan itu lebih berbahaya dari pada hal yang membahayakan itu sendiri"
benar juga sih....
Hari ini, aku menunggu Ayah -sapaan khusus untuk seorang dosen di jurusanku- untuk mengambil perangkat yang di validasi oleh beliau. Aku juga sedang menunggu pak darwis, ketua jurusan sekaligus validator ku, walau aku tahu bahwa beliau nggak bakalan datang hari ini. pasalnya, beliau sedang sakit (mukanya bengkak). Aku menunggu mereka berdua untuk selanjutnya meminta tanda tangan pengesahan proposalku dari Prof Nurdin, Ketua Prodi sekaligus pembimbing 1 ku.
Menunggu dan menunggu, selalu menunggu. Dari dulu sampai sekarang, menunggu adalah hal yang paling tidak pernah bisa kumasukkan dalam kategori hal yang aku minati. menuggu menuntut kesabaran dan pengorbanan, mulai dari korban perasaan, waktu dan tenaga. Bayangin aja, waktu yang seharusnya kita gunakan untuk hal lain jadi terbengkalai hanya karena menunggu sesuatu yang nggak pasti (seperti menunggu munculnya matahari di tengah malam yang gelap gulita).
Aku sudah memutuskan untuk pulang penelitian hari ini, apapun yang terjadi. pokoknya udah nggak bisa ditunda lagi. aku juga pengen bisa jadi sarjana secepatnya seperti teman-teman yang lainnya.
entahlah......
mungkin aku memang harus lebih bersabar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar