Minggu, 25 September 2011

Story In ANgkot: Dimana Dompet ku?

HUA…..HUA….HUA….
Very-very shy…..!
Ini adalah pengalaman yang paling aku takutkan selama tinggal di Makassar. Aku tidak pernah berharap ini akan tejadi padaku. karenanya sebelum berangkat dari rumah aku selalu mengecek ke empat hal yang ga boleh aku lupakan; Dompet, HP, kunci, dan FD. Dan yang paling pertama aku sebutkan adalah hal yang memiliki tingkat keurgenan yang paling tinggi. Yup, Dompet. tentunya dompet yang berisi uang. sebenarnya meskipun ga bawa dompet yang penting bawa uang itu ga jadi masalah.
Masalahnya, hari ini aku akhirnya mengalami hal yang aku wanti-wanti, emang apa sih? itu loh… ga bawa dompet maupun uang sepeser pun ketika naik angkot.
aku berangkat ke sekolah dari jalan malengkeri 1 pada pukul 8 lewat 15. dengan penuh percaya diri aku menyebreangi jalan dan menaiki angkot yang akan membawaku ke tempat tujuan setelah sebelumnya berseru kepada pak sopir, “Baji Gau, Pak!”
di Angkot, aku lebih banyak diam memperhatikan model rumah di sepanjang jalan yang dilalui oleh Angkot. kali Ini perjalanan agak panjang, karena Pak Sopir mengambil jalur Dg. Tata 3, abdul Kadir, Dangko, Cenrawasih. Mendekati lokasi yang aku tuju yakni SMA MAKASSAR RAYA yang terletak di depan jalan Baji Gau, aku mulai mencari dompet ku untuk membayar Angkot. tapi alangkah terkejutnya aku manakali kusadari bahwa dompetku tidak ada di dalam tas. “Hah?! di mana dompetku? perasaan aku selalu naro di tas, kok sekarang ga ada?” tanyaku dalam hati. setelah ku keluarkan semua buku-buku dan barang yang ada di tas ku aku pun tersadar, bahwa dompetku emang benar-benar nggak ada di dalam tas. HUaAAAA….. kalo gitu dompetku masih di lemari donk…. GIMANA NIH????
Aku panik banget. Bingung, takut, dan malu mau bilang apa sama pak sopir, nggak tau harus gimana. mana di mobil nggak ada akhawat ato orang yang bisa nolongin lagi. ku coba menghubungi kak Alya yang mungkin sudah ada di sekolah, tapi nggak diangkat-angkat. aku pun pasrah. “kiri, pak!!!” seru ku ketika menyadari  bahwa angkot sudah lewat di depan sekolah. aku tidak segera turun dari Angkot.
“kenapa, mbak?” tanya pak sopir.
“pak dompet saya ketinggalan” kataku dengan suara tertahan. Mata ku udah berkaca-kaca.
“oh,.. kalo gitu nggak usah bayar, nggak papa”
kata-kata supir tersebut membuatku terharu. aku semakin ingin menangis.
“saya minta maaf ya, pak… dan makasih banyak” ucapku sugguh-sungguh berterimakasih. dalam hati aku berjanji aku akan membayar nya jika aku bertemu dengannya lagi.
benar-benar pengalaman yang memalukan. lain kali aku bakal lebih teliti lagi. cukup sekali aja aku mengalami hal kayak gini.
“ya Allah… pertemukan aku dengan pak sopir itu lagi”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Minggu, 25 September 2011

Story In ANgkot: Dimana Dompet ku?

HUA…..HUA….HUA….
Very-very shy…..!
Ini adalah pengalaman yang paling aku takutkan selama tinggal di Makassar. Aku tidak pernah berharap ini akan tejadi padaku. karenanya sebelum berangkat dari rumah aku selalu mengecek ke empat hal yang ga boleh aku lupakan; Dompet, HP, kunci, dan FD. Dan yang paling pertama aku sebutkan adalah hal yang memiliki tingkat keurgenan yang paling tinggi. Yup, Dompet. tentunya dompet yang berisi uang. sebenarnya meskipun ga bawa dompet yang penting bawa uang itu ga jadi masalah.
Masalahnya, hari ini aku akhirnya mengalami hal yang aku wanti-wanti, emang apa sih? itu loh… ga bawa dompet maupun uang sepeser pun ketika naik angkot.
aku berangkat ke sekolah dari jalan malengkeri 1 pada pukul 8 lewat 15. dengan penuh percaya diri aku menyebreangi jalan dan menaiki angkot yang akan membawaku ke tempat tujuan setelah sebelumnya berseru kepada pak sopir, “Baji Gau, Pak!”
di Angkot, aku lebih banyak diam memperhatikan model rumah di sepanjang jalan yang dilalui oleh Angkot. kali Ini perjalanan agak panjang, karena Pak Sopir mengambil jalur Dg. Tata 3, abdul Kadir, Dangko, Cenrawasih. Mendekati lokasi yang aku tuju yakni SMA MAKASSAR RAYA yang terletak di depan jalan Baji Gau, aku mulai mencari dompet ku untuk membayar Angkot. tapi alangkah terkejutnya aku manakali kusadari bahwa dompetku tidak ada di dalam tas. “Hah?! di mana dompetku? perasaan aku selalu naro di tas, kok sekarang ga ada?” tanyaku dalam hati. setelah ku keluarkan semua buku-buku dan barang yang ada di tas ku aku pun tersadar, bahwa dompetku emang benar-benar nggak ada di dalam tas. HUaAAAA….. kalo gitu dompetku masih di lemari donk…. GIMANA NIH????
Aku panik banget. Bingung, takut, dan malu mau bilang apa sama pak sopir, nggak tau harus gimana. mana di mobil nggak ada akhawat ato orang yang bisa nolongin lagi. ku coba menghubungi kak Alya yang mungkin sudah ada di sekolah, tapi nggak diangkat-angkat. aku pun pasrah. “kiri, pak!!!” seru ku ketika menyadari  bahwa angkot sudah lewat di depan sekolah. aku tidak segera turun dari Angkot.
“kenapa, mbak?” tanya pak sopir.
“pak dompet saya ketinggalan” kataku dengan suara tertahan. Mata ku udah berkaca-kaca.
“oh,.. kalo gitu nggak usah bayar, nggak papa”
kata-kata supir tersebut membuatku terharu. aku semakin ingin menangis.
“saya minta maaf ya, pak… dan makasih banyak” ucapku sugguh-sungguh berterimakasih. dalam hati aku berjanji aku akan membayar nya jika aku bertemu dengannya lagi.
benar-benar pengalaman yang memalukan. lain kali aku bakal lebih teliti lagi. cukup sekali aja aku mengalami hal kayak gini.
“ya Allah… pertemukan aku dengan pak sopir itu lagi”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar