Selasa, 27 September 2011

Guru Pamong

SmileSmileSmileSmile
Ku awali kisah ini dengan senyum yang berbulir-bulir kayak pulpy orange. *Apaan sih?
Hari Selasa 20 September 2011,  3 orang perempuan berpakaian hitam putih berdiri di depan ruag guru di SMA Makassar Raya. selidik punya selidik, mereka adalah mahasiswi PPL yang ditugaskan melaksanakan PPLnya di sekolah tempat ku mengajar. Dan dari hasil interogasiku, mereka mengaku bahwa mereka dari jurusan Bahasa Inggris. Jumla mereka ada lima orang, tapi yang bisa datang baru 3 itu. Pak Kepsek  meminta ku untuk membimbing mereka. Jadilah saat itu aku mendadak jadi guru pamong. Secara aku tuh atu-atunya guru bahasa Inggris di sekolah itu.
Aku merasa geli sendiri. Masa’aku sih? aku kan bukan guru tetap, lagian aku baru selesai PPL tahun lalu, bulan januari 2010. Pengalaman ngajar ku pun boleh dibilang masih berumur jagung, bukan..bukan jagung, tapi apa ya? hmmm coba deh cariin tanaman yang umurnya baru setahun gitu. Pokoknya gitu deh, aku masih muda nan polos, *hoek, yang baca pada muntah. Sorry.. lebaynya kumat lagi. Yang lebih heboh lagi, I’m not d real english Teacher. I’m just the graduate of Mathematics department. Hua… nggak bener iki. But what ever lah, mo gimana lagi. hadapi aja. berani berbuat berani bertanggung jawab.
Teman-teman ngajar yang nota bene adalah senior2 ku, senyum-senyum simpul melihat sikap ku yang sok kayak guru senior, menanyakan dan menjelaskan ini dan itu kepada mahasiswa tersebut. Yang lucunya legi, umur mereka cuma terpaut satu tahun di bawah ku, bahkan yang laki-laki umurnya lebih tua dari ku. Aku cukup terbantu dengan bakat aktingku yang sudah ku asah sejak kecil. Masalah Jaim itu udah menjadi keahlianku.
Siswa-siswi ku keberatan waktu kusampaikan bahwa mereka akan di ajar oleh guru baru. mereka baru bisa terima waktu kukatakan bahwa aku juga tetap mengawasi mereka.
“syukurlah… soalnya ma’m biasanya mereka tuh ngajarnya ga bagus, malah bikin bingung. kita malah jadi nggak ngerti”
aku terharu mendengarnya, artinya selama ini mereka cukup menyukaiku. ku pikir mereka membenci ku.
Reaksi anak kelas satu lebih parah lagi. mereka teriak, dan ber “hu….” protes. bahkan ada yang mo nangis. dikirain nya aku mo pindah ke sekolah lain. padahal kalo ku pikir-pikir, aku paling keras sama anak kelas satu. pernah mereka kusurh kengkreng karena dari semua orang di dalam kelas hanya empat orang yang mengerjakan PR. mungkin mereka sadar kalo aku hanya ingin mendisiplinkan mereka.
Hal yang kulakukan sebagai guru pamong adalah mengarahkan anak-anak PPL itu sesuai dengan apa yang pernah dilakukan oleh Guru Pamong ku waktu aku PPL dulu. Aku bersyukur karena pernah PPL juga dan menjalaninya dengan serius. Jadi Ilmunya benar-benar berbekas. Beda dengan orang-orang yang PPL fiktif. memprogram mata Kuliah PPL tapi nggak pernah hadir di sekolah. Nilai tinggal di beli. emang ada? maybe. Nothing is impossible in the world. but the most  important is we through our life as honest as possible. Because, although no body look our act, there is still Allah who always watch our step. konsep ihsan kan begitu.
Thanks buat Pak Arif yang udah mengarahkan kami dengan baik. Ilmux benar-benar bermanfaat pak…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selasa, 27 September 2011

Guru Pamong

SmileSmileSmileSmile
Ku awali kisah ini dengan senyum yang berbulir-bulir kayak pulpy orange. *Apaan sih?
Hari Selasa 20 September 2011,  3 orang perempuan berpakaian hitam putih berdiri di depan ruag guru di SMA Makassar Raya. selidik punya selidik, mereka adalah mahasiswi PPL yang ditugaskan melaksanakan PPLnya di sekolah tempat ku mengajar. Dan dari hasil interogasiku, mereka mengaku bahwa mereka dari jurusan Bahasa Inggris. Jumla mereka ada lima orang, tapi yang bisa datang baru 3 itu. Pak Kepsek  meminta ku untuk membimbing mereka. Jadilah saat itu aku mendadak jadi guru pamong. Secara aku tuh atu-atunya guru bahasa Inggris di sekolah itu.
Aku merasa geli sendiri. Masa’aku sih? aku kan bukan guru tetap, lagian aku baru selesai PPL tahun lalu, bulan januari 2010. Pengalaman ngajar ku pun boleh dibilang masih berumur jagung, bukan..bukan jagung, tapi apa ya? hmmm coba deh cariin tanaman yang umurnya baru setahun gitu. Pokoknya gitu deh, aku masih muda nan polos, *hoek, yang baca pada muntah. Sorry.. lebaynya kumat lagi. Yang lebih heboh lagi, I’m not d real english Teacher. I’m just the graduate of Mathematics department. Hua… nggak bener iki. But what ever lah, mo gimana lagi. hadapi aja. berani berbuat berani bertanggung jawab.
Teman-teman ngajar yang nota bene adalah senior2 ku, senyum-senyum simpul melihat sikap ku yang sok kayak guru senior, menanyakan dan menjelaskan ini dan itu kepada mahasiswa tersebut. Yang lucunya legi, umur mereka cuma terpaut satu tahun di bawah ku, bahkan yang laki-laki umurnya lebih tua dari ku. Aku cukup terbantu dengan bakat aktingku yang sudah ku asah sejak kecil. Masalah Jaim itu udah menjadi keahlianku.
Siswa-siswi ku keberatan waktu kusampaikan bahwa mereka akan di ajar oleh guru baru. mereka baru bisa terima waktu kukatakan bahwa aku juga tetap mengawasi mereka.
“syukurlah… soalnya ma’m biasanya mereka tuh ngajarnya ga bagus, malah bikin bingung. kita malah jadi nggak ngerti”
aku terharu mendengarnya, artinya selama ini mereka cukup menyukaiku. ku pikir mereka membenci ku.
Reaksi anak kelas satu lebih parah lagi. mereka teriak, dan ber “hu….” protes. bahkan ada yang mo nangis. dikirain nya aku mo pindah ke sekolah lain. padahal kalo ku pikir-pikir, aku paling keras sama anak kelas satu. pernah mereka kusurh kengkreng karena dari semua orang di dalam kelas hanya empat orang yang mengerjakan PR. mungkin mereka sadar kalo aku hanya ingin mendisiplinkan mereka.
Hal yang kulakukan sebagai guru pamong adalah mengarahkan anak-anak PPL itu sesuai dengan apa yang pernah dilakukan oleh Guru Pamong ku waktu aku PPL dulu. Aku bersyukur karena pernah PPL juga dan menjalaninya dengan serius. Jadi Ilmunya benar-benar berbekas. Beda dengan orang-orang yang PPL fiktif. memprogram mata Kuliah PPL tapi nggak pernah hadir di sekolah. Nilai tinggal di beli. emang ada? maybe. Nothing is impossible in the world. but the most  important is we through our life as honest as possible. Because, although no body look our act, there is still Allah who always watch our step. konsep ihsan kan begitu.
Thanks buat Pak Arif yang udah mengarahkan kami dengan baik. Ilmux benar-benar bermanfaat pak…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar