Senin, 30 Agustus 2010

gara-gara tragedi BHP

Masih ngelanjutin tragedi BHP alias benda hitam panjang.
Di hari yang sama, abis dari TKK aku dan Rara melaju ke Jl. Landak. kami akan ke rumah K silvia Adelina untuk mengambil barang yang akan disumbangkan selanjutnya. kami berdua sama-sama belum pernah datang ke sana. Melaui pesan yang dikirim oleh kak Salwa ,kami memperoleh alamat Kak Silvia.
"Jl. landak Inspeksi Kanal no 11, Graha quality, sebelum jembatan merah sebelah kanan"
Berbekal pengetahuan itu, dua gadis yang tangguh ini pun mulai beraksi.
"Brummmm" Rara mulai melarikan motornya, sesampainya di jalan veteran bukannya terus ke jalan di depan kami, Rara malah membelokkan motornya ke kanan mengikuti arus kendaraan yang menuju ke Parang tambung.
"loh, Ra'?Kok nggak terus aja?"
"Nggak bisa, jalurnya searah, bukan dua arah" Jawabnya.
"masa' sih?" perasaanku mengatakan nggak gitu, karena aku pernah berkendara dengan Nurul (rekan ku di Prodi)melalui jalur itu. Bisa kok. Dengan rasa tak percaya, aku memperhatikan arus kendaraan yang keluar dan masuk jalan Landak. what! masuk?! it means that...
"Ra' bisa kok, tuh mobil yang dari Veteran bisa masuk kok"
"Ah yang benar?" ucap Rara setengah percaya. Tapi akhirnya di ujung jalan veteran Rara punmemutar motornya. terus melewati jalan landak, terus belok lagi ke jalan Landak.
"ya! putaran kedua..."seruku. Nggak tahu kenapa aku kok suka banget ya ngusilin Rara?
kami pun tiba di jembatan yang kami duga jembatan yang berada di atas kanal.
"stop! stop! stop!" seru ku sotoy. Rara pun menghentikan motorx.
"btw, ada 4 jalan di samping kanal, mana jalan yang benar?"
"ntar dulu, aku mo baca do'a: ihdinasiratal mustaqim" itu yang kuharap akan dikatakan oleh Rara. Tapi ternyata nggak gitu.
setelah capek celingak-celinguk dan membuat deduksi yang nggak masuk akal, akhirnya Rara memutuskan menelpon kak Silvia Adelina. Jiaaahh!!! kenapa nggak dari tadi aja?
"Assalamu alaykum"
"waalykum salam" jawab suara di sebarang sana.
"Kak,kami udah ada di dekat jemabatan, yang mana di sini jalan ke rumah ta'?" tanya Rara. aku masih sibuk melihat ke sana kemari, tapi kali ini lebih hati2, takut tragedi BHP terulang lagi."Tak akan terulang lagi.. semu..wa... kesalahanku..." sayup-sayup terdengar suara merdu mas Afgan.
Kak silvia sibuk menjelaskan ke Rara lokasi rumahnya, Rara nggak ngeh-ngeh juga. Aku berkali-kali nyeletuk. Dan anehnya Rara mengucapkan kembali kata-kata yang ku celetukin. Kasihan Rara...
"apa, kak? Graha Polisi?"
What?! aku tersentak demi mendengar ucapan Rara. "hush! bukan graha Polisi,neng! Graha Quality" ucapku meluruskan.
"oh.. Graha Quality"
"Ra' tanyain, gimana bentuk gerbangnya?" saranku sambil mondar-mandir diantara 2 tiang listrik, tempat kami memarkir motor.
"eh, katanya yang ada tiang warna biru" Rara memberitahuku.
"lah ini tiang warna biru" tunjukku pada tiang listrik yang ku maksud tadi. Rara kembali ber oo... ria. ia kembali bertanya, "terus kak?"
aku iseng iseng memperhatikan tiang biru itu, dan aku terpana dengan temuanku.
"Ra'! ini tuh ada tulisannya Graha quality" aku menunjuk pada tulisan kecil di pinggir tiang. Rara menoleh, dan melihat ke Atas.
"astagfirullah ini nih gerbangnya. Liat di atas" ucap rara,"udah kak, udah ketemu, assalamaualaykum" lanjutnya seraya memutuskan hubungan telp dengan kak silvia.
HA...di situ tertulis gede-gede "GRAHA QUALITY"
Aku tercengang. Ternyata dari tadi kami sudah nongkrong di bawah gerbang kompleks Graha quality. Tiang yang kukira tiang listrik ternyata Tiang gerbang. Saking sibuknya melihat ke kiri, kanan depan dan belakang, kami sampai tidak memperhatikan tulisan di atas kami. Ini semua gara2 BHP..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senin, 30 Agustus 2010

gara-gara tragedi BHP

Masih ngelanjutin tragedi BHP alias benda hitam panjang.
Di hari yang sama, abis dari TKK aku dan Rara melaju ke Jl. Landak. kami akan ke rumah K silvia Adelina untuk mengambil barang yang akan disumbangkan selanjutnya. kami berdua sama-sama belum pernah datang ke sana. Melaui pesan yang dikirim oleh kak Salwa ,kami memperoleh alamat Kak Silvia.
"Jl. landak Inspeksi Kanal no 11, Graha quality, sebelum jembatan merah sebelah kanan"
Berbekal pengetahuan itu, dua gadis yang tangguh ini pun mulai beraksi.
"Brummmm" Rara mulai melarikan motornya, sesampainya di jalan veteran bukannya terus ke jalan di depan kami, Rara malah membelokkan motornya ke kanan mengikuti arus kendaraan yang menuju ke Parang tambung.
"loh, Ra'?Kok nggak terus aja?"
"Nggak bisa, jalurnya searah, bukan dua arah" Jawabnya.
"masa' sih?" perasaanku mengatakan nggak gitu, karena aku pernah berkendara dengan Nurul (rekan ku di Prodi)melalui jalur itu. Bisa kok. Dengan rasa tak percaya, aku memperhatikan arus kendaraan yang keluar dan masuk jalan Landak. what! masuk?! it means that...
"Ra' bisa kok, tuh mobil yang dari Veteran bisa masuk kok"
"Ah yang benar?" ucap Rara setengah percaya. Tapi akhirnya di ujung jalan veteran Rara punmemutar motornya. terus melewati jalan landak, terus belok lagi ke jalan Landak.
"ya! putaran kedua..."seruku. Nggak tahu kenapa aku kok suka banget ya ngusilin Rara?
kami pun tiba di jembatan yang kami duga jembatan yang berada di atas kanal.
"stop! stop! stop!" seru ku sotoy. Rara pun menghentikan motorx.
"btw, ada 4 jalan di samping kanal, mana jalan yang benar?"
"ntar dulu, aku mo baca do'a: ihdinasiratal mustaqim" itu yang kuharap akan dikatakan oleh Rara. Tapi ternyata nggak gitu.
setelah capek celingak-celinguk dan membuat deduksi yang nggak masuk akal, akhirnya Rara memutuskan menelpon kak Silvia Adelina. Jiaaahh!!! kenapa nggak dari tadi aja?
"Assalamu alaykum"
"waalykum salam" jawab suara di sebarang sana.
"Kak,kami udah ada di dekat jemabatan, yang mana di sini jalan ke rumah ta'?" tanya Rara. aku masih sibuk melihat ke sana kemari, tapi kali ini lebih hati2, takut tragedi BHP terulang lagi."Tak akan terulang lagi.. semu..wa... kesalahanku..." sayup-sayup terdengar suara merdu mas Afgan.
Kak silvia sibuk menjelaskan ke Rara lokasi rumahnya, Rara nggak ngeh-ngeh juga. Aku berkali-kali nyeletuk. Dan anehnya Rara mengucapkan kembali kata-kata yang ku celetukin. Kasihan Rara...
"apa, kak? Graha Polisi?"
What?! aku tersentak demi mendengar ucapan Rara. "hush! bukan graha Polisi,neng! Graha Quality" ucapku meluruskan.
"oh.. Graha Quality"
"Ra' tanyain, gimana bentuk gerbangnya?" saranku sambil mondar-mandir diantara 2 tiang listrik, tempat kami memarkir motor.
"eh, katanya yang ada tiang warna biru" Rara memberitahuku.
"lah ini tiang warna biru" tunjukku pada tiang listrik yang ku maksud tadi. Rara kembali ber oo... ria. ia kembali bertanya, "terus kak?"
aku iseng iseng memperhatikan tiang biru itu, dan aku terpana dengan temuanku.
"Ra'! ini tuh ada tulisannya Graha quality" aku menunjuk pada tulisan kecil di pinggir tiang. Rara menoleh, dan melihat ke Atas.
"astagfirullah ini nih gerbangnya. Liat di atas" ucap rara,"udah kak, udah ketemu, assalamaualaykum" lanjutnya seraya memutuskan hubungan telp dengan kak silvia.
HA...di situ tertulis gede-gede "GRAHA QUALITY"
Aku tercengang. Ternyata dari tadi kami sudah nongkrong di bawah gerbang kompleks Graha quality. Tiang yang kukira tiang listrik ternyata Tiang gerbang. Saking sibuknya melihat ke kiri, kanan depan dan belakang, kami sampai tidak memperhatikan tulisan di atas kami. Ini semua gara2 BHP..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar