Minggu, 29 Agustus 2010

Tragedi BendaHitam Panjang

Hari ini abis shalat subuh aku nggak tidur lagi, cz Rara minta ditemenin ngecek lokasi kebakaran di jalan Garuda. Aku dengan senang hati menyambut tawaran Rara, kebetulan aku pengen tahu lokasi tepatx, cz aku penasaran banget sama keadaanx Ika rahayu.
Bismillah, alhamdulillah kasani hadzassauba warazaqni haulimminni wa la kuwwatin. Loh,itu kan doa berpakaian. padahal sekarang kan aku mo naik kendaraan.
"Ra', doa naik kendaraan gimana lagi? aku lupa? masa' aku bacanya doa berpakaian"
rara cengengesan "Bismillah, alhamdulillah, subhanalladzi sakhkharalana wama kunnalahu mukrinina wa inna ila rabbina la munkalibun"
oh iya, baru ngeh.
motor pun dijalankan oleh rara. dengan semangatnya aku berseru, "mari kita robek keheningan pagi ini dengan deruman motor kita, ha..ha..ha..." ala pangeran bertopengx sinchan.
rara cengengesan.
jalanan masih sepi. wajarlah masih pagi banget. udara juga masih bersih. rara menyuruhku membuka scraf yang kupakai menutup hidung ku katanya udara pagi baik untuk kesehatan. A sa...h
sesampainya di TKK (tempat kejadian kebakaran, kami bingung sendiri mo ngapain. akhirnya kamibertanya kepada salah seorang warga yang menjadi korban kebakaran mengenai orang yang dapat ditemui untuk menyalurkan bantuan, soalnya saat itu aku dan rara bawa 2 kantong pakaian besar, cuman bingung aja gimana baginya ke warga. kami pun di antar ke rumah pak Rosidi, dari situ kami disuruh membawa ke Bu' rasma. di sinilah tragedi itu terjadi.
saat Rara sedang berbicara dengan bu' Rasma, mataku asyik memandang keadaan di lokasi tersebut. tanpa sengaja mataku menangkap sesuatu yang tergantung, berwarna hitam dan aneh di samping rumah Bu' rasma. Astagfirullah seorang pria yang tidak kulihat wajahnya sedang memparbaiki sarung yang dikenakannya sebagai pakaian , dan tragisx dia tidak mengenakan pakain dalam. dan oMG... tidak!!!!!!! aku menutup wajahku dengan helm dengan isak tertahan. Rara heran dengan sikapku ini. "kenapa, Ga'?" aku tak mampu menjawabnya di tempat itu. aku malu. aku Syok. aku takut... Oh tuhan.. apa yang sudah ku lihat????
di motor aku terus-terusan menjerit, aku nggak terima! aku berharap tidak melihat benda menjijikkan itu, hu..hu..hu...
Rara kembali tertawa ketika kuceritakan hal tersebut. "oo... jadi itu sebabnya kamu nutup muka pake helm di tempat tadi?"
"he..eh"
"ha..ha..ha.. hati-hati loh bisa -bisa hilang semua hapalan surah mu" aku tergugu mendengarnya.
Ya Allah... ampuni aku karena telah melihathal yang tidak sepantasnya ku lihat. aku benar-benar nggak sengaja. kalau boleh memilih, aku justru memilih tidak melihatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Minggu, 29 Agustus 2010

Tragedi BendaHitam Panjang

Hari ini abis shalat subuh aku nggak tidur lagi, cz Rara minta ditemenin ngecek lokasi kebakaran di jalan Garuda. Aku dengan senang hati menyambut tawaran Rara, kebetulan aku pengen tahu lokasi tepatx, cz aku penasaran banget sama keadaanx Ika rahayu.
Bismillah, alhamdulillah kasani hadzassauba warazaqni haulimminni wa la kuwwatin. Loh,itu kan doa berpakaian. padahal sekarang kan aku mo naik kendaraan.
"Ra', doa naik kendaraan gimana lagi? aku lupa? masa' aku bacanya doa berpakaian"
rara cengengesan "Bismillah, alhamdulillah, subhanalladzi sakhkharalana wama kunnalahu mukrinina wa inna ila rabbina la munkalibun"
oh iya, baru ngeh.
motor pun dijalankan oleh rara. dengan semangatnya aku berseru, "mari kita robek keheningan pagi ini dengan deruman motor kita, ha..ha..ha..." ala pangeran bertopengx sinchan.
rara cengengesan.
jalanan masih sepi. wajarlah masih pagi banget. udara juga masih bersih. rara menyuruhku membuka scraf yang kupakai menutup hidung ku katanya udara pagi baik untuk kesehatan. A sa...h
sesampainya di TKK (tempat kejadian kebakaran, kami bingung sendiri mo ngapain. akhirnya kamibertanya kepada salah seorang warga yang menjadi korban kebakaran mengenai orang yang dapat ditemui untuk menyalurkan bantuan, soalnya saat itu aku dan rara bawa 2 kantong pakaian besar, cuman bingung aja gimana baginya ke warga. kami pun di antar ke rumah pak Rosidi, dari situ kami disuruh membawa ke Bu' rasma. di sinilah tragedi itu terjadi.
saat Rara sedang berbicara dengan bu' Rasma, mataku asyik memandang keadaan di lokasi tersebut. tanpa sengaja mataku menangkap sesuatu yang tergantung, berwarna hitam dan aneh di samping rumah Bu' rasma. Astagfirullah seorang pria yang tidak kulihat wajahnya sedang memparbaiki sarung yang dikenakannya sebagai pakaian , dan tragisx dia tidak mengenakan pakain dalam. dan oMG... tidak!!!!!!! aku menutup wajahku dengan helm dengan isak tertahan. Rara heran dengan sikapku ini. "kenapa, Ga'?" aku tak mampu menjawabnya di tempat itu. aku malu. aku Syok. aku takut... Oh tuhan.. apa yang sudah ku lihat????
di motor aku terus-terusan menjerit, aku nggak terima! aku berharap tidak melihat benda menjijikkan itu, hu..hu..hu...
Rara kembali tertawa ketika kuceritakan hal tersebut. "oo... jadi itu sebabnya kamu nutup muka pake helm di tempat tadi?"
"he..eh"
"ha..ha..ha.. hati-hati loh bisa -bisa hilang semua hapalan surah mu" aku tergugu mendengarnya.
Ya Allah... ampuni aku karena telah melihathal yang tidak sepantasnya ku lihat. aku benar-benar nggak sengaja. kalau boleh memilih, aku justru memilih tidak melihatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar