Minggu, 01 Agustus 2010

Kok Gitu Sih?

“anj***, BRENGSEK!!!”
Astagfirullah. Pagi-pagi kuping ku sudah dibuat panas mendengar ucapan yang bagiku sangat kasar. Apalagi diucapkan oleh seorang cewek, muslimah lagi. Salah seorang penghuni Kost Flora yang belum lama tinggal di kost kami terus-terusan mengomel sendiri di kamarx. Aku yang lagi menjemur pakain di hari minggu yang cerah ini, mau nggak mau harus mendengar ucapan kasar tersebut. Berkali-kali aku beristigfar karena berkali-kali pula ia melontarkan ucapan yang nggak enak di dengar.
Sebut saja R. Dia sedang sibuk menelpon ke sebuah no Hp, tapi tak ada Jawaban. Sementara, ia ingin segera mendapatkan kejelasan itulah yang membuatnya kesal..tapi apakah harus sampai mengeluarkan kata-kata kasar.
“ini orang tuli kah? Hp kok nggak di angkat-angkat! Dasar Anj***, tai kucing!”
Astagfirullah.
Semua kata-kata kasar terlontar dengan sangat mulus dari bibir anak itu. Entah siapa yang diteleponnya. Tapi beberapa menit kemudian terajawablah rasa penasaranku. Dan kenyataan ini membuatku geleng-geleng kepala sambil berdecak (emangx cicak?) Miris..
“Halo, Ma. Jadi pindah nggak sih?! Kalo nggak jadi aku mo belajar kelompok bareng kelompok”
Entah apa yang diucapkan mamax diseberang sana.
“Makanya cepetan! Dari tadi di telpon nggak diangkat-angkat! Cepat sudah..!”
Mungkin mamanya menjawab tadi ketiduran, soalnya R ngomongnnya gini, “Tidur terus, udah jam berapa ini?”
Astagfirullahaladzim.
Salah satu hal yang tidak aku sukai dan paling tidak aku suka adalah mendengar orang berkata kasar. Aku yang mendengarnya merasa seolah aku yang dikata-katai. Mungkin ini sebabnya aku nggak suka nonton sinetron, banyak sumpah serapahnya sih… Apalagi dibulan yang suci ini, bulan dimana seharusnya kita belajar untuk menahan hawa nafsu, bukan hanya makan dan minum, tetapi perkataan dan perbuatan yang tidak baik. Katakan yang baik atau diam.
Semoga kita tidak seperti R. Berbicara dengan orang tua sendiri terlebih lagi seorang ibu, seharusnya dengan perkataan yang lemah lembut, bukan dengan bentakan. Bagaimana pun ibu adalah orang yang paling besar pengorbanannya dalam hidup kita. Ibu yang rela menyabung nyawa saat melahirkan kita. Ibu yang salah satu kakinya sudah ada di kubur untuk memperjuangkan kita melihat dunia ini. Ibu yang dengan sabarnya mengurus kita, mulai dari bayi sampe gede. Tidak sepantasnya seorang ibu mendapat perlakuan yang tidak semena-mena dari seorang anak. (ini nih akibat terlalu berlebihan memanjakan anak).
Bukankah Allah telah menyampaikan hal ini dalam Qs. Luqman:14 yang artinya sbb:
Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun[1180]. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu.
Bersyukurlah kita yang masih mempunyai ibu, banyak orang yang ingin mendapat kasih sayang ibu tapi ibunya udah ga ada, atau yang sejak lahir udah nggak tau siapa ibunya. So, selagi masih punya ibu, perlakukanlah ibu kita dengan sebaik-baiknya. Karena ridha Allah terletak pada ridhanya ibu kita. Nah.. Mumpung lagi bulan suci, bulan dimana segala pahala amal ibadah kita dilipatgandakan, marilah kita berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya, termasuk kepada ibunda kita.
Untuk ibuku yang tercinta… sungguh aku mencintaimu karena Allah. Terimakasih atas segala do’a dan kasih sayang yang kau berikan pada ku. Tak dapat kuhitung sudah berapa banyak pengorbanan yang kau lakukan demi aku. Ku tahu aku tak kan bisa membalas semua jasamu padaku. Karena itu aku akan berusaha untuk menjadi anak yang shaleh supaya bisa menjadi tabunganmu di akhirat kelak. Amin…
NB: tiga hal yang pahalanya terus mengalir kepada orang yang sudah wafat: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang saleh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Minggu, 01 Agustus 2010

Kok Gitu Sih?

“anj***, BRENGSEK!!!”
Astagfirullah. Pagi-pagi kuping ku sudah dibuat panas mendengar ucapan yang bagiku sangat kasar. Apalagi diucapkan oleh seorang cewek, muslimah lagi. Salah seorang penghuni Kost Flora yang belum lama tinggal di kost kami terus-terusan mengomel sendiri di kamarx. Aku yang lagi menjemur pakain di hari minggu yang cerah ini, mau nggak mau harus mendengar ucapan kasar tersebut. Berkali-kali aku beristigfar karena berkali-kali pula ia melontarkan ucapan yang nggak enak di dengar.
Sebut saja R. Dia sedang sibuk menelpon ke sebuah no Hp, tapi tak ada Jawaban. Sementara, ia ingin segera mendapatkan kejelasan itulah yang membuatnya kesal..tapi apakah harus sampai mengeluarkan kata-kata kasar.
“ini orang tuli kah? Hp kok nggak di angkat-angkat! Dasar Anj***, tai kucing!”
Astagfirullah.
Semua kata-kata kasar terlontar dengan sangat mulus dari bibir anak itu. Entah siapa yang diteleponnya. Tapi beberapa menit kemudian terajawablah rasa penasaranku. Dan kenyataan ini membuatku geleng-geleng kepala sambil berdecak (emangx cicak?) Miris..
“Halo, Ma. Jadi pindah nggak sih?! Kalo nggak jadi aku mo belajar kelompok bareng kelompok”
Entah apa yang diucapkan mamax diseberang sana.
“Makanya cepetan! Dari tadi di telpon nggak diangkat-angkat! Cepat sudah..!”
Mungkin mamanya menjawab tadi ketiduran, soalnya R ngomongnnya gini, “Tidur terus, udah jam berapa ini?”
Astagfirullahaladzim.
Salah satu hal yang tidak aku sukai dan paling tidak aku suka adalah mendengar orang berkata kasar. Aku yang mendengarnya merasa seolah aku yang dikata-katai. Mungkin ini sebabnya aku nggak suka nonton sinetron, banyak sumpah serapahnya sih… Apalagi dibulan yang suci ini, bulan dimana seharusnya kita belajar untuk menahan hawa nafsu, bukan hanya makan dan minum, tetapi perkataan dan perbuatan yang tidak baik. Katakan yang baik atau diam.
Semoga kita tidak seperti R. Berbicara dengan orang tua sendiri terlebih lagi seorang ibu, seharusnya dengan perkataan yang lemah lembut, bukan dengan bentakan. Bagaimana pun ibu adalah orang yang paling besar pengorbanannya dalam hidup kita. Ibu yang rela menyabung nyawa saat melahirkan kita. Ibu yang salah satu kakinya sudah ada di kubur untuk memperjuangkan kita melihat dunia ini. Ibu yang dengan sabarnya mengurus kita, mulai dari bayi sampe gede. Tidak sepantasnya seorang ibu mendapat perlakuan yang tidak semena-mena dari seorang anak. (ini nih akibat terlalu berlebihan memanjakan anak).
Bukankah Allah telah menyampaikan hal ini dalam Qs. Luqman:14 yang artinya sbb:
Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun[1180]. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu.
Bersyukurlah kita yang masih mempunyai ibu, banyak orang yang ingin mendapat kasih sayang ibu tapi ibunya udah ga ada, atau yang sejak lahir udah nggak tau siapa ibunya. So, selagi masih punya ibu, perlakukanlah ibu kita dengan sebaik-baiknya. Karena ridha Allah terletak pada ridhanya ibu kita. Nah.. Mumpung lagi bulan suci, bulan dimana segala pahala amal ibadah kita dilipatgandakan, marilah kita berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya, termasuk kepada ibunda kita.
Untuk ibuku yang tercinta… sungguh aku mencintaimu karena Allah. Terimakasih atas segala do’a dan kasih sayang yang kau berikan pada ku. Tak dapat kuhitung sudah berapa banyak pengorbanan yang kau lakukan demi aku. Ku tahu aku tak kan bisa membalas semua jasamu padaku. Karena itu aku akan berusaha untuk menjadi anak yang shaleh supaya bisa menjadi tabunganmu di akhirat kelak. Amin…
NB: tiga hal yang pahalanya terus mengalir kepada orang yang sudah wafat: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang saleh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar