Kamis, 13 Oktober 2011

Dia....Ukhti ku...

Aku baru aja buka-buka draft dan ternyata ada tulisan ini.  Sekalian aja di edit dan dipublish. Check it out!
Semakin hari, aku merasa semakin dekat dengannya. Bahkan sudah sampe tidur bareng. ck..ck..ck... waktu emang bisa merubah segalanya. bayangkan, kami punya ranjang masing-masing tapi kami lebih memilih tidur di lantai dengan menggelar kasur yang cukup besar untuk kami berdua.
Setiap jam 10 malam meja belajar di geser, kasur dihampar, dan kelambu pun digantung. si dia udah kecanduan kelambu. Dan tiap pagi juga kami bahu membahu merapikan tempat tidur***banyakan dia sih yang ngerapihin.
Dulu sempat menangis karenanya, tapi akhirnya lebih sering tertawa bersamanya. Kalo dia lagi diam, artinya jangan tanya-tanya. so aku cuek aja sampai dia yang membuka mulut dengan gumaman, atau gurauan. 
sosok yang baik, yang kuat, pekerja keras, yang cekatan, dan sederhana, serta kadang terkesan lugu (lucu dan guriting). Mengajarkan ku banyak hal terutama soal kerapihan dan kebersihan. Dia juga suka ma'dawa-dawa di dapur. Bersamanya aku berani membuat kapurung, dan ongol-ongol. 
Dia, ukhti ku, membuat ku tertawa dengan guyonannya, dan membuatku menangis saat mendengar tangisnya di hari berpulangnya ibundanya yang tercinta, membuatku ikut kesal ketika ada yang menipunya, dan membuatku berat meniggalkan kost Flora.
Dia.. ukhti ku yang pernah menegurku saat aku kebablasan bercanda dengan seorang senior yang bukan mahramku. Syukran ukh, karena sudah menegur. Ana emang butuh itu. Itu menunjukkan cinta ukhti pada ana yang tidak ingin ana terjatuh dalam kemaksiatan.
Dia, Ukhti ku, penggemar warna hijau yang diam-diam membaca blog ku. Semua barang-barang di kamar mandi serba hijau. Sabun pun hijau. Hampir aja aku dicat hijau sama dia.
Dia, Ukhti ku, yang rajin banget ke pasar Butung dan pulang kampung dengan motornya yang dijuluki 'MORA'. Aku sering ditinggal sendirian di kamar kost. suka berkata "....sedding..". 
dia Ukhti ku, yang pusing tujuh keliling kalo ngeliat kondisi Flora yang berantakan dan rumputnya udah tinggi. Semangatnya luar biasa. Meski hanya setahun tinggal bersama tapi kesannya insyaAllah tetap tertinggal. 
Dia... ukhti ku... Rahmawati Rusli....
kaifa Haluki ya ukh....? gimana Proposalnya?


NB: Tulisan ini kudedikasikan kepada al ukh... RARA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamis, 13 Oktober 2011

Dia....Ukhti ku...

Aku baru aja buka-buka draft dan ternyata ada tulisan ini.  Sekalian aja di edit dan dipublish. Check it out!
Semakin hari, aku merasa semakin dekat dengannya. Bahkan sudah sampe tidur bareng. ck..ck..ck... waktu emang bisa merubah segalanya. bayangkan, kami punya ranjang masing-masing tapi kami lebih memilih tidur di lantai dengan menggelar kasur yang cukup besar untuk kami berdua.
Setiap jam 10 malam meja belajar di geser, kasur dihampar, dan kelambu pun digantung. si dia udah kecanduan kelambu. Dan tiap pagi juga kami bahu membahu merapikan tempat tidur***banyakan dia sih yang ngerapihin.
Dulu sempat menangis karenanya, tapi akhirnya lebih sering tertawa bersamanya. Kalo dia lagi diam, artinya jangan tanya-tanya. so aku cuek aja sampai dia yang membuka mulut dengan gumaman, atau gurauan. 
sosok yang baik, yang kuat, pekerja keras, yang cekatan, dan sederhana, serta kadang terkesan lugu (lucu dan guriting). Mengajarkan ku banyak hal terutama soal kerapihan dan kebersihan. Dia juga suka ma'dawa-dawa di dapur. Bersamanya aku berani membuat kapurung, dan ongol-ongol. 
Dia, ukhti ku, membuat ku tertawa dengan guyonannya, dan membuatku menangis saat mendengar tangisnya di hari berpulangnya ibundanya yang tercinta, membuatku ikut kesal ketika ada yang menipunya, dan membuatku berat meniggalkan kost Flora.
Dia.. ukhti ku yang pernah menegurku saat aku kebablasan bercanda dengan seorang senior yang bukan mahramku. Syukran ukh, karena sudah menegur. Ana emang butuh itu. Itu menunjukkan cinta ukhti pada ana yang tidak ingin ana terjatuh dalam kemaksiatan.
Dia, Ukhti ku, penggemar warna hijau yang diam-diam membaca blog ku. Semua barang-barang di kamar mandi serba hijau. Sabun pun hijau. Hampir aja aku dicat hijau sama dia.
Dia, Ukhti ku, yang rajin banget ke pasar Butung dan pulang kampung dengan motornya yang dijuluki 'MORA'. Aku sering ditinggal sendirian di kamar kost. suka berkata "....sedding..". 
dia Ukhti ku, yang pusing tujuh keliling kalo ngeliat kondisi Flora yang berantakan dan rumputnya udah tinggi. Semangatnya luar biasa. Meski hanya setahun tinggal bersama tapi kesannya insyaAllah tetap tertinggal. 
Dia... ukhti ku... Rahmawati Rusli....
kaifa Haluki ya ukh....? gimana Proposalnya?


NB: Tulisan ini kudedikasikan kepada al ukh... RARA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar