Selasa, 25 Oktober 2011

Kost Baru dan Kucing-kucing

Rabu 23 Agustus 2011 aku resmi meniggalkan kost Flora. Berat…. sungguh berat rasanya kaki ini melangkah meniggalkan my lovely kost. Rumah kedua ku setelah rumah yang ada di Masamba. 5 tahun bukan waktu yang singkat hingga mampu membuatku meninggalkannya. Kutatap kost ku itu dengan perasaan gamang, sambil menutup pagar depan berulang kali ku katakana “angiong Flora… sayonara…” dua kata dua bahasa yang artinya sama-sama selamat tinggal.di boncengan motor Rara, air mataku pun tumpah…. hiks sedih banget 
Tiba di kost baru, aku disambut dengan bau yang semerbak. Benar-benar menyengat. Bukan bau yang sedap, tapi bau kotoran kucing. HOEK!!! itulah kesan pertama ku di kost baru. Membersihkan tahi kucing yang ada di dekat tempat cuci piring. Karena itu aku bertekad untuk tidak membaik-baiki kucing-kucing yang ada di rumah ini. Mereka adalah kucing-kucing peliharaan teman kost ku yang baru. Sempat ada niat gini, "aku bakalan ngebaik-baikin tuh anak kucing di depan tuannya, tapi kalo tuannya ga ada aku bakalan taro mereka di luar" ***bergumam dengan tatapan sinis dan kepala yang meliuk-liuk ala pemeran antagonis di sinetron2 Indonesia
Anti sempat bilang, " tapi kan mereka lucu me..."
Aku jawab, "tapi kan tainya ga lucu  ti..."
Tapi... tapi .... itu dulu, semua rencana  jahat ku hanya ada di angan-angan. Beberapa hari tinggal di kost baru bersama Firah, Ferda dan Nisa aku mulai menyukai kucing-kucing tersebut. Apalagi dengan keberadaan Fira aku nggak bisa leluasa melakukan aksi gila ku. Bukan.. bukan karena takut sama firah, tapi karena Firah rajin ngurusin kucingnya, so aku nggak perlu direpotkan dengan urusan kotoran kucing lagi. 
Kini, hampir 2 bulan tinggal di sini aku malah jadi sayang sama kucing-kucing itu. Sering ngajakin mereka main, ngelus-ngelus bulunya, ngasih mereka makan, menatap mereka dengan tatapan kasih sayang ***kurker banget yak.
Kucing-kucing itu bernama Jamesha, Pora, Pore, dan Poro. berikut Deskripsi dari keempat kucing tersebut.
1. Jamesha, Ibu kucing yang baik hati. Sering membawakan makanan kepada anak-anaknya. Saking baiknya, dia rela mencuri demi ketiga anak-anak nya. Dia rela diusik tidurnya oleh ketiga anaknya yang ingin menyusu. Dia suka sekali menggoyang-goyangkan ekornya untuk meggoda anak-anaknya. Dia rela nggak makan demi anak-anaknya. kalo anak-anaknya lagi menyusu, dia bakalan menjilati satu persatu anaknya  dengan tujuan memandikan tentunya. Tapi akhir-akhir ini Jamesha mulai galak, mungkin karena dia hamil lagi. oh NO! 


2. PORA
 2. Pora, Kucing hitam putih. Anak pertama dari tiga kembaran. Kucing ini paling sering mengalami peristiwa tragis bahkan sejak pertama dilahirkannya. Waktu itu Jamesha sudah waktunya melahirkan, tapi dengan santainya dia jalan-jalan di dalam rumah, sementara Pora sudah bergelantungan di lubang kelahirannya. terpaksa Nisa membantu menariknya keluar. Pernah jatuh dari loteng ketika jamesha menggendongnya, pernah juga jatuh dari lemari. Sifat: paling akrab dengan manusia, paling kecil suaranya, suka makan jagung, kacang panjang  dan wajik khas mandar, plus kerupuk. 

3. Pore. Kucing belang, warisan dari Jamesha. Paling dekat dengan ibunya, paling cantik dan pemberani. selain itu kucing ini juga paling manja. Pore juga paling kerang ngeongannya, dan paling kuat firasatnya. Pernah suatu kali, pore uring-uringangan. Bawaannya lesu melulu, tampangnya sedih, kami semua khawatir melihat sikapnya saat itu. ternyata malamnya dia menjadi pembahasan dalam rapat pondokan. Anak-anak tetangga sebelah berniat untuk membuangnya. kasian Pore. Kucing yang satu ini juga punya kebiasaan yang baik, dia rajin banget mandi dan memandikan saudaranya dengan lidahnya. tidak heran jika di antara ketiga kembarannya dialah yang paling bersih.

 4. Poro. Si bungsu yang sok jago. Tapi sebenarnya dia yang paling penakut. Begitu ada ancaman, dia langsung lari ke bawah lemari. kucing yang paling agresif saat makan atau saat Jamesha membawakan makanan. Kalo aku perhatikan nih, ya ..  Poro itu adalah kucing yang paling bandel,  suka ngegangguin saudara-saudaranya yang lagi tidur. Emang sih awalnya cuma mengelus-ngelus, tapi kemudian dia tidak tahan untuk tidak menggigit telinga Pore maupun Pora. dia juga beberapa kali kepergok mencuri ikan, ***gini nih kalo kebiasaan di kasih makanan hasil curian. nah... kucing ini paling dekat dengan tikar. dia juga yang paling nyebelin. Tadi malam aja sarung ku dikencingi olehnya. PORO....!!!!!! awas kamu yah.. hehehe
 

Kami paling repot pada saat menjelang makan, kucing -kucing ini akan segera berlari ke dapur dan mengeong-ngeong di kaki kami dengan suara yang super nyaring (kecuali pora).Supaya kami bisa makan dengan tenang, kucing-kucing ini kami simpan di luar rumah dulu. kadang dengan makanannya, kadang juga tidak. Ferda tuh yang paling sering ngebooingin  kucing. Biasa juga, kami berlari ke kamar, menghindari kejaran kucing-kucing yang agresif itu dan menguncikannya. pokoknya di kost ini butuh perjuangan untuk makan.
Saat malam datang, nyamuk-nyamuk pun mulai beraksi. Berhubung aku orangnya paling anti sama anti nyamuk, maka kami memasang kelambu di ruang tamu untuk menghindari serbuan nyamuk. emang sih... serbuan nyamuk bisa dihindari, tapi serbuan lain datang kemudian. Ketika Kelambu mulai terpasang, trio kucing ini pada tawaf di sekitar kelambu. Tahu tawaf khan... itu loh prosesi mutar-mutar di sekitar ka'bah kalo orang naik haji. Kucing-kucing ini tawafnya di sekitar kelambu. kalo tawaf biasa sih nggak masalah. tapi yang jadi masalah mereka tawaf sambil menyerang kelambu. melompat-lompat dan bergelantungan di kelambu. Duh.... kucing.... kalian kenapa sih...?
Meskipun begitu, kami tetap sayang pada mereka. Aku paling suka ngeliatin mereka yang lagi tidur dengan pulas sambil berpelukan satu sama lain. Kucing aja bisa saling menyayangi, so kenapa kita (manusia) tidak?




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selasa, 25 Oktober 2011

Kost Baru dan Kucing-kucing

Rabu 23 Agustus 2011 aku resmi meniggalkan kost Flora. Berat…. sungguh berat rasanya kaki ini melangkah meniggalkan my lovely kost. Rumah kedua ku setelah rumah yang ada di Masamba. 5 tahun bukan waktu yang singkat hingga mampu membuatku meninggalkannya. Kutatap kost ku itu dengan perasaan gamang, sambil menutup pagar depan berulang kali ku katakana “angiong Flora… sayonara…” dua kata dua bahasa yang artinya sama-sama selamat tinggal.di boncengan motor Rara, air mataku pun tumpah…. hiks sedih banget 
Tiba di kost baru, aku disambut dengan bau yang semerbak. Benar-benar menyengat. Bukan bau yang sedap, tapi bau kotoran kucing. HOEK!!! itulah kesan pertama ku di kost baru. Membersihkan tahi kucing yang ada di dekat tempat cuci piring. Karena itu aku bertekad untuk tidak membaik-baiki kucing-kucing yang ada di rumah ini. Mereka adalah kucing-kucing peliharaan teman kost ku yang baru. Sempat ada niat gini, "aku bakalan ngebaik-baikin tuh anak kucing di depan tuannya, tapi kalo tuannya ga ada aku bakalan taro mereka di luar" ***bergumam dengan tatapan sinis dan kepala yang meliuk-liuk ala pemeran antagonis di sinetron2 Indonesia
Anti sempat bilang, " tapi kan mereka lucu me..."
Aku jawab, "tapi kan tainya ga lucu  ti..."
Tapi... tapi .... itu dulu, semua rencana  jahat ku hanya ada di angan-angan. Beberapa hari tinggal di kost baru bersama Firah, Ferda dan Nisa aku mulai menyukai kucing-kucing tersebut. Apalagi dengan keberadaan Fira aku nggak bisa leluasa melakukan aksi gila ku. Bukan.. bukan karena takut sama firah, tapi karena Firah rajin ngurusin kucingnya, so aku nggak perlu direpotkan dengan urusan kotoran kucing lagi. 
Kini, hampir 2 bulan tinggal di sini aku malah jadi sayang sama kucing-kucing itu. Sering ngajakin mereka main, ngelus-ngelus bulunya, ngasih mereka makan, menatap mereka dengan tatapan kasih sayang ***kurker banget yak.
Kucing-kucing itu bernama Jamesha, Pora, Pore, dan Poro. berikut Deskripsi dari keempat kucing tersebut.
1. Jamesha, Ibu kucing yang baik hati. Sering membawakan makanan kepada anak-anaknya. Saking baiknya, dia rela mencuri demi ketiga anak-anak nya. Dia rela diusik tidurnya oleh ketiga anaknya yang ingin menyusu. Dia suka sekali menggoyang-goyangkan ekornya untuk meggoda anak-anaknya. Dia rela nggak makan demi anak-anaknya. kalo anak-anaknya lagi menyusu, dia bakalan menjilati satu persatu anaknya  dengan tujuan memandikan tentunya. Tapi akhir-akhir ini Jamesha mulai galak, mungkin karena dia hamil lagi. oh NO! 


2. PORA
 2. Pora, Kucing hitam putih. Anak pertama dari tiga kembaran. Kucing ini paling sering mengalami peristiwa tragis bahkan sejak pertama dilahirkannya. Waktu itu Jamesha sudah waktunya melahirkan, tapi dengan santainya dia jalan-jalan di dalam rumah, sementara Pora sudah bergelantungan di lubang kelahirannya. terpaksa Nisa membantu menariknya keluar. Pernah jatuh dari loteng ketika jamesha menggendongnya, pernah juga jatuh dari lemari. Sifat: paling akrab dengan manusia, paling kecil suaranya, suka makan jagung, kacang panjang  dan wajik khas mandar, plus kerupuk. 

3. Pore. Kucing belang, warisan dari Jamesha. Paling dekat dengan ibunya, paling cantik dan pemberani. selain itu kucing ini juga paling manja. Pore juga paling kerang ngeongannya, dan paling kuat firasatnya. Pernah suatu kali, pore uring-uringangan. Bawaannya lesu melulu, tampangnya sedih, kami semua khawatir melihat sikapnya saat itu. ternyata malamnya dia menjadi pembahasan dalam rapat pondokan. Anak-anak tetangga sebelah berniat untuk membuangnya. kasian Pore. Kucing yang satu ini juga punya kebiasaan yang baik, dia rajin banget mandi dan memandikan saudaranya dengan lidahnya. tidak heran jika di antara ketiga kembarannya dialah yang paling bersih.

 4. Poro. Si bungsu yang sok jago. Tapi sebenarnya dia yang paling penakut. Begitu ada ancaman, dia langsung lari ke bawah lemari. kucing yang paling agresif saat makan atau saat Jamesha membawakan makanan. Kalo aku perhatikan nih, ya ..  Poro itu adalah kucing yang paling bandel,  suka ngegangguin saudara-saudaranya yang lagi tidur. Emang sih awalnya cuma mengelus-ngelus, tapi kemudian dia tidak tahan untuk tidak menggigit telinga Pore maupun Pora. dia juga beberapa kali kepergok mencuri ikan, ***gini nih kalo kebiasaan di kasih makanan hasil curian. nah... kucing ini paling dekat dengan tikar. dia juga yang paling nyebelin. Tadi malam aja sarung ku dikencingi olehnya. PORO....!!!!!! awas kamu yah.. hehehe
 

Kami paling repot pada saat menjelang makan, kucing -kucing ini akan segera berlari ke dapur dan mengeong-ngeong di kaki kami dengan suara yang super nyaring (kecuali pora).Supaya kami bisa makan dengan tenang, kucing-kucing ini kami simpan di luar rumah dulu. kadang dengan makanannya, kadang juga tidak. Ferda tuh yang paling sering ngebooingin  kucing. Biasa juga, kami berlari ke kamar, menghindari kejaran kucing-kucing yang agresif itu dan menguncikannya. pokoknya di kost ini butuh perjuangan untuk makan.
Saat malam datang, nyamuk-nyamuk pun mulai beraksi. Berhubung aku orangnya paling anti sama anti nyamuk, maka kami memasang kelambu di ruang tamu untuk menghindari serbuan nyamuk. emang sih... serbuan nyamuk bisa dihindari, tapi serbuan lain datang kemudian. Ketika Kelambu mulai terpasang, trio kucing ini pada tawaf di sekitar kelambu. Tahu tawaf khan... itu loh prosesi mutar-mutar di sekitar ka'bah kalo orang naik haji. Kucing-kucing ini tawafnya di sekitar kelambu. kalo tawaf biasa sih nggak masalah. tapi yang jadi masalah mereka tawaf sambil menyerang kelambu. melompat-lompat dan bergelantungan di kelambu. Duh.... kucing.... kalian kenapa sih...?
Meskipun begitu, kami tetap sayang pada mereka. Aku paling suka ngeliatin mereka yang lagi tidur dengan pulas sambil berpelukan satu sama lain. Kucing aja bisa saling menyayangi, so kenapa kita (manusia) tidak?




Tidak ada komentar:

Posting Komentar