Minggu, 16 Oktober 2011

Harber (Hari Bersama) Dadakan

Hari ahad, atau yang biasa disebut hari minggu merupakan hari yang selalu kunanti-nanti setiap pekannya. Soalnya, pada hari itu aku dan beberapa orang teman-teman muslimah berkumpul dalam satu majelis untuk kembali mendapatkan siraman ruhiyah, kembali mengisi otak kami dengan ilmu syar'i dan mentazkiyah jiwa-jiwa kami yang sempat gersang akibat banyaknya polusi yang mengotorinya selama beraktivitas sepekan. Selain itu di halaqah tarbiyah kami bisa saling bertemu, bertukar pikiran, berbagi, dan saling menguatkan. Di majelis tarbiyah, kuperoleh ketenangan yang tidak kudapatkan di tempat lain. Senyum para akhawaat, tazkiyah maupun materi tarbiyah yang disampaikan oleh ummu memberi kekuatan dan semangat tersendiri buatku. Aku begitu bersyukur kepada Allah atas nikmat ini, nikmat keislaman, kesempatan untuk tarbiyah dan bertemu dengan saudara-saudara yang saleh, yang ketika melihatnya dapat membangkitkan rasa takut kepada Allah.. 
Namun, sabtu sore -sehari sebelum hari tarbiyah- datanglah sms dari Irma (naqibah kami) bahwa ummu tidak bisa mengisi tarbiyah hari ahad. Aku dan Firah merasa sedih tentunya, begitu pula dengan beberapa teman yang lain. Mengingat  ukhti Adri sudah akan kembali ke kampung halamannya hari kamis pekan ini. yang berarti pertemuan depan dia sudah tidak bisa hadir dalam majelis kami. 
Firah pun berinisiatif untuk mengadakan acara makan-makan di rumah k Afifah. Setelah melalui proses menghubungi sana-sini akhirnya disepakati bahwa acara makan-makan akan di adakan di rumah k Afifah hari ahad jam 10, Dengan menu Mie titi yang juga biasa disebut mie kering. Jadilah akhirnya kami melaksanakan Harber Dadakan.
Aku dan firah yang menyiapkan bahan-bahannya, kemudian membawanya ke rumah K Afifah. Hanya saja, sedikit sekali akhawat yang bisa datang. Yah.... kalo diitung-itung peserta acara ini hanya berjumlah 6 orang. Beberpa akhawaat yang nggak bisa datang disebabkan adanya agenda yang lain, seperti Irma misalnya, beliau harus mengikuti pelatihan pengajar TK/TPA di balai kota. Ukhti Eni aja, datang nya telat karena masih haru koas dibagian anestesi.
Meski hanya berjumlah 6 orang  nggak jadi masalah besar buat kami, Buktinya rumah K Afifah menjadi sangat ramai dengan kehadiran kami, duh... jadi nggak enak nih ma ustadz (suami k Afifah). Dengan riang gembira dan cekatan kami bekerja di dapur. Jujur, aku nggak tau gimana cara mie titi, soalnya aku cuma tau makan doang, tapi gara-gara acara makan-makan ini, aku jadi tau gimana cara membuatnya. Entar deh aku bagi resepnya.
Sambil masak K afifah cerita tentang perjalanan hidayahnya, dan bagaimana bisa bertemu dengan suaminya.. Beliau berbagi tips biar bisa tegar di jalan dakwah. Ini adalah bagian yang paling aku suka dalam harber selain makan tentunya, di harber kita bisa saling mengenal lebih dalam satu sama lain. Seperti hari ini, aku baru tahu kalau ayah temanku adalah seorang dukun,  Dewi yang ternyata jago banget masak mie titii. lalu teman-temanku akhirnya tau kalo aku nggak suka makan sawi, dan masih banyak lagi. Ukhuwahnya terasa banget. Aku juga diajarin, kalo saat menggoreng, sodetnya jangan diayun kesana kemari, soalnya minyaknya bakan tercecer. hehehe.. afwan...abis dah jadi kebiasaan di kost, sodet dijadiin mic.
Kami masak dari jam 10.30 sampe jam 12.00. Usai melaksanaka shalat duhur berjamaah, kami pun meyantap masakan  kami. hmmmm lezat...  Seperti biasa, waktu masak lebih lama dibanding waktu makan. Abis makan kami semua pada kekenyangan yang berimplikasi pada rasa kantuk. Kami pun beristirahat sebentar di kamar anaknya k Afifah.  Aku, ukhti Adri, dan ukhti Dewi sempat tertidur sebentar.
Gema adzan Ashar membangunkan kami, setelah shalat dan beres-beres, kami pun pamit pada K afifah. Aku dibonceng Fira, Adri nebeng di mobil Dewi, sedang Eni sendiri aja di mobilnya. Mubazzir banget nih, harusnya bisa muat lebih banyak lagi, sayang teman-teman yang lain pada nggak ikutan. 
Oh iya, kami menyempatkan diri singgah di rumah murabbiyah kami, sekalian menjeguk beliau. Ternyata penyebab tidak bisanya beliau mengisi halaqah kami adalah tidak sehatnya ummu. Ummu menerima kami dengan baik dan sempat memberi kami nasehat sedikit. Intinya, sebagai muslimah kita harus bisa kuat, dan istiqamah. Meskipun nantinya kami harus kembali ke daerah kami masing-masing dan tidak ada akhawaat atau sulit bertemu dengan akhawat maka kami harus tetap memperkuat ibadah-ibadah (wajib maupun sunnah) kami dan tetap beregang teguh pada Al-Qur'an dan Sunnah. Syukran ummu....
Meskipun acaranya mendadak tapi alhamdulillah semua berjalan lancar. 
Dari perjalananku hari ini aku bisa menyaksikan langsung betapa indahnya rumah tangga Islami. Semoga aku juga bisa mewujudkannya.. amin







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Minggu, 16 Oktober 2011

Harber (Hari Bersama) Dadakan

Hari ahad, atau yang biasa disebut hari minggu merupakan hari yang selalu kunanti-nanti setiap pekannya. Soalnya, pada hari itu aku dan beberapa orang teman-teman muslimah berkumpul dalam satu majelis untuk kembali mendapatkan siraman ruhiyah, kembali mengisi otak kami dengan ilmu syar'i dan mentazkiyah jiwa-jiwa kami yang sempat gersang akibat banyaknya polusi yang mengotorinya selama beraktivitas sepekan. Selain itu di halaqah tarbiyah kami bisa saling bertemu, bertukar pikiran, berbagi, dan saling menguatkan. Di majelis tarbiyah, kuperoleh ketenangan yang tidak kudapatkan di tempat lain. Senyum para akhawaat, tazkiyah maupun materi tarbiyah yang disampaikan oleh ummu memberi kekuatan dan semangat tersendiri buatku. Aku begitu bersyukur kepada Allah atas nikmat ini, nikmat keislaman, kesempatan untuk tarbiyah dan bertemu dengan saudara-saudara yang saleh, yang ketika melihatnya dapat membangkitkan rasa takut kepada Allah.. 
Namun, sabtu sore -sehari sebelum hari tarbiyah- datanglah sms dari Irma (naqibah kami) bahwa ummu tidak bisa mengisi tarbiyah hari ahad. Aku dan Firah merasa sedih tentunya, begitu pula dengan beberapa teman yang lain. Mengingat  ukhti Adri sudah akan kembali ke kampung halamannya hari kamis pekan ini. yang berarti pertemuan depan dia sudah tidak bisa hadir dalam majelis kami. 
Firah pun berinisiatif untuk mengadakan acara makan-makan di rumah k Afifah. Setelah melalui proses menghubungi sana-sini akhirnya disepakati bahwa acara makan-makan akan di adakan di rumah k Afifah hari ahad jam 10, Dengan menu Mie titi yang juga biasa disebut mie kering. Jadilah akhirnya kami melaksanakan Harber Dadakan.
Aku dan firah yang menyiapkan bahan-bahannya, kemudian membawanya ke rumah K Afifah. Hanya saja, sedikit sekali akhawat yang bisa datang. Yah.... kalo diitung-itung peserta acara ini hanya berjumlah 6 orang. Beberpa akhawaat yang nggak bisa datang disebabkan adanya agenda yang lain, seperti Irma misalnya, beliau harus mengikuti pelatihan pengajar TK/TPA di balai kota. Ukhti Eni aja, datang nya telat karena masih haru koas dibagian anestesi.
Meski hanya berjumlah 6 orang  nggak jadi masalah besar buat kami, Buktinya rumah K Afifah menjadi sangat ramai dengan kehadiran kami, duh... jadi nggak enak nih ma ustadz (suami k Afifah). Dengan riang gembira dan cekatan kami bekerja di dapur. Jujur, aku nggak tau gimana cara mie titi, soalnya aku cuma tau makan doang, tapi gara-gara acara makan-makan ini, aku jadi tau gimana cara membuatnya. Entar deh aku bagi resepnya.
Sambil masak K afifah cerita tentang perjalanan hidayahnya, dan bagaimana bisa bertemu dengan suaminya.. Beliau berbagi tips biar bisa tegar di jalan dakwah. Ini adalah bagian yang paling aku suka dalam harber selain makan tentunya, di harber kita bisa saling mengenal lebih dalam satu sama lain. Seperti hari ini, aku baru tahu kalau ayah temanku adalah seorang dukun,  Dewi yang ternyata jago banget masak mie titii. lalu teman-temanku akhirnya tau kalo aku nggak suka makan sawi, dan masih banyak lagi. Ukhuwahnya terasa banget. Aku juga diajarin, kalo saat menggoreng, sodetnya jangan diayun kesana kemari, soalnya minyaknya bakan tercecer. hehehe.. afwan...abis dah jadi kebiasaan di kost, sodet dijadiin mic.
Kami masak dari jam 10.30 sampe jam 12.00. Usai melaksanaka shalat duhur berjamaah, kami pun meyantap masakan  kami. hmmmm lezat...  Seperti biasa, waktu masak lebih lama dibanding waktu makan. Abis makan kami semua pada kekenyangan yang berimplikasi pada rasa kantuk. Kami pun beristirahat sebentar di kamar anaknya k Afifah.  Aku, ukhti Adri, dan ukhti Dewi sempat tertidur sebentar.
Gema adzan Ashar membangunkan kami, setelah shalat dan beres-beres, kami pun pamit pada K afifah. Aku dibonceng Fira, Adri nebeng di mobil Dewi, sedang Eni sendiri aja di mobilnya. Mubazzir banget nih, harusnya bisa muat lebih banyak lagi, sayang teman-teman yang lain pada nggak ikutan. 
Oh iya, kami menyempatkan diri singgah di rumah murabbiyah kami, sekalian menjeguk beliau. Ternyata penyebab tidak bisanya beliau mengisi halaqah kami adalah tidak sehatnya ummu. Ummu menerima kami dengan baik dan sempat memberi kami nasehat sedikit. Intinya, sebagai muslimah kita harus bisa kuat, dan istiqamah. Meskipun nantinya kami harus kembali ke daerah kami masing-masing dan tidak ada akhawaat atau sulit bertemu dengan akhawat maka kami harus tetap memperkuat ibadah-ibadah (wajib maupun sunnah) kami dan tetap beregang teguh pada Al-Qur'an dan Sunnah. Syukran ummu....
Meskipun acaranya mendadak tapi alhamdulillah semua berjalan lancar. 
Dari perjalananku hari ini aku bisa menyaksikan langsung betapa indahnya rumah tangga Islami. Semoga aku juga bisa mewujudkannya.. amin







Tidak ada komentar:

Posting Komentar