Kamis, 13 Oktober 2011

Tamasya ke Pulau Sandro Benge

Tanggal 2 Juni 2011, sehari ba’da SNMPTN para kru al Insan beserta siswa Bimbingan Belajar mengadakan Rihlah atau dalam bahasa lazimnya disebut Rekresai atau melancong ke Pulau Kadesea.

Perjalanan Di muali pukul 6.30 pagi dari Kawasan BTP (Bumi Tamalanrea Permai) asrama Siswa Al-insan. Perjalanan kami cukup lancar. meskipun harus menenmpuh rute yang asing, dan terjal. Apapun itu jika kita menikmatinya maka everything is OK. apalagi di mobil kami ada Kia, siswa yang hobynya ngelawak. sepanjang perjalanan suaranya lah yang memenuhi atmosper di kendaraan kami. mmm lumayan buat penghilang BT.

Awalnya kami sama sekali tidak berencana ke Pulau Kadesea. Tempat yang kami tuju sebenarnya adalah Pantai Galesong. namun kondisi pantai di sana tidak sesuai dengan yang kami bayangkan. Pasirnya hitam, dan penuh dengan ranting dan daun-daun pohon Bambu. Anak-anak tak terkecuali kami kecewa berat.

Di tengah kekecewaan kami itu, seorang ibu menawarkan untuk mengunjungi pulau Kadesea yang jaraknya sekitar 10 menit perjalanan. kami semua terkesima melihat sebuah pulau yang teronggok di tengah laut. dari tempat kami berdiri (di pinggir pantai Galesong) kami bisa melihat hamparan pasir putih yang mengelilingi pulau tersebut. Semangat kami pun kembali berkobar*api kali?!

Tapi perjuangan tidak berhenti sampai di situ. Untuk sampai ke Pulau Kadesea, kami harus menumpang kapal milik salah seorang warga. apa yang salah dengan itu? ooh tidak, tidak salah sama sekali. kalau mau ke pulau emang harus naik kapal. yang jadi masalah adalah, kapal tidak bisa bersandar di pinggir pantaii, disebabkan kedalaman air laut yang dangkal. jadi kami pun harus berbasah-basahan melintasi air baru naik ke kapal.



setelah itu perjalanan berlangsung dengan riang gembira. aku dan 3 orang rekan duduk di bagian paling depan kapal. terjangan ombak kurasa seperti ayunan bunda. duh… kok jadi mual ya mengingatnya.

mendekati pulau, kapal kami mogok. *toeng,toeng!

ada sekitar 15 menit kami harus terombang ambing di lautan. mau turun, lautnya masih dalam banget. terpaksa kami harus bersabar menikmati buaian ombak yang semakin terasa karena mesin kapal tidak menyala.

Perjuangan kami hari itu terobati dengan keindahan pulau Kadesea. Pasinya putih, airnya pun masih jernih. serta bebatuan di dasar laut yang terlihat bahkan ketika kami masih di kapal.





Waaa….. pengen segera terjun ke laut. tapi ibu-ibu di belakangku mengingatkan.

“hati-hati mbak, kadang saking jernihnya air, orang-orang ga sadar kalo laut ini dalam, dikirain dangkal.”

aku pun urung melakukan niat ku. secara aku kan belom jago bener renangnya. kapal merapat dengan selamat di pantai Pulau Kadesea. satu- persatu kami turun dari kapal, sambil mengoper tas-tas dan barang-barang yang lain.





acara selanjutnya adalah bakar-bakar ikan dan permainan di tepi pantai. meskipun begitu ada juga peserta yang nyebur duluan. ada juga yang pergi foto-foto tapi ga ngajak-ngajak tega!





Makan siang setelah shalat duhur. abis itu pada nyebur deh di laut yang jernih nan menawan. oh, iya, di pulau kecil itu ternyata dibangun sebuah ushalla kecil juga, jaddi kita ga kesulitan untuk beribadah.

sayangnya kegembiraan kami ga berlangsung lama. karena tepat pukul dua siang kami sudah harus kembali. Yang punya kapal akan pergi melaut. hahahaha,tenyata kapalnya si Bapak the bukan kapal komersial, api kapal penangkap ikan. hahahaha…












Mau tidak mau kami pun harus rela menginggalkan pulai Kadesea. Perjalanan singkat yang berkesan. Lain kali aku bakalan ngajak teman-temanku yang lain ke pulau ini. InsyaAllah….

1 komentar:

  1. walahh, pulau sandro benge
    naik perahu nelayan kan kesana???

    ada rumah warga disitu salah satunya rumah sodara saya
    terahir kesana tahun 2002

    gimana keadaan di pulau itu?
    warga sana masih ngumpulin air hujan ga bat kebutuhan sehari-hari?

    PS: inget dulu sambil nunggu kapal nelayannya dateng muterin pulaunya berapa kali sambil istirahat minum air kelapa...

    w

    BalasHapus

Kamis, 13 Oktober 2011

Tamasya ke Pulau Sandro Benge

Tanggal 2 Juni 2011, sehari ba’da SNMPTN para kru al Insan beserta siswa Bimbingan Belajar mengadakan Rihlah atau dalam bahasa lazimnya disebut Rekresai atau melancong ke Pulau Kadesea.

Perjalanan Di muali pukul 6.30 pagi dari Kawasan BTP (Bumi Tamalanrea Permai) asrama Siswa Al-insan. Perjalanan kami cukup lancar. meskipun harus menenmpuh rute yang asing, dan terjal. Apapun itu jika kita menikmatinya maka everything is OK. apalagi di mobil kami ada Kia, siswa yang hobynya ngelawak. sepanjang perjalanan suaranya lah yang memenuhi atmosper di kendaraan kami. mmm lumayan buat penghilang BT.

Awalnya kami sama sekali tidak berencana ke Pulau Kadesea. Tempat yang kami tuju sebenarnya adalah Pantai Galesong. namun kondisi pantai di sana tidak sesuai dengan yang kami bayangkan. Pasirnya hitam, dan penuh dengan ranting dan daun-daun pohon Bambu. Anak-anak tak terkecuali kami kecewa berat.

Di tengah kekecewaan kami itu, seorang ibu menawarkan untuk mengunjungi pulau Kadesea yang jaraknya sekitar 10 menit perjalanan. kami semua terkesima melihat sebuah pulau yang teronggok di tengah laut. dari tempat kami berdiri (di pinggir pantai Galesong) kami bisa melihat hamparan pasir putih yang mengelilingi pulau tersebut. Semangat kami pun kembali berkobar*api kali?!

Tapi perjuangan tidak berhenti sampai di situ. Untuk sampai ke Pulau Kadesea, kami harus menumpang kapal milik salah seorang warga. apa yang salah dengan itu? ooh tidak, tidak salah sama sekali. kalau mau ke pulau emang harus naik kapal. yang jadi masalah adalah, kapal tidak bisa bersandar di pinggir pantaii, disebabkan kedalaman air laut yang dangkal. jadi kami pun harus berbasah-basahan melintasi air baru naik ke kapal.



setelah itu perjalanan berlangsung dengan riang gembira. aku dan 3 orang rekan duduk di bagian paling depan kapal. terjangan ombak kurasa seperti ayunan bunda. duh… kok jadi mual ya mengingatnya.

mendekati pulau, kapal kami mogok. *toeng,toeng!

ada sekitar 15 menit kami harus terombang ambing di lautan. mau turun, lautnya masih dalam banget. terpaksa kami harus bersabar menikmati buaian ombak yang semakin terasa karena mesin kapal tidak menyala.

Perjuangan kami hari itu terobati dengan keindahan pulau Kadesea. Pasinya putih, airnya pun masih jernih. serta bebatuan di dasar laut yang terlihat bahkan ketika kami masih di kapal.





Waaa….. pengen segera terjun ke laut. tapi ibu-ibu di belakangku mengingatkan.

“hati-hati mbak, kadang saking jernihnya air, orang-orang ga sadar kalo laut ini dalam, dikirain dangkal.”

aku pun urung melakukan niat ku. secara aku kan belom jago bener renangnya. kapal merapat dengan selamat di pantai Pulau Kadesea. satu- persatu kami turun dari kapal, sambil mengoper tas-tas dan barang-barang yang lain.





acara selanjutnya adalah bakar-bakar ikan dan permainan di tepi pantai. meskipun begitu ada juga peserta yang nyebur duluan. ada juga yang pergi foto-foto tapi ga ngajak-ngajak tega!





Makan siang setelah shalat duhur. abis itu pada nyebur deh di laut yang jernih nan menawan. oh, iya, di pulau kecil itu ternyata dibangun sebuah ushalla kecil juga, jaddi kita ga kesulitan untuk beribadah.

sayangnya kegembiraan kami ga berlangsung lama. karena tepat pukul dua siang kami sudah harus kembali. Yang punya kapal akan pergi melaut. hahahaha,tenyata kapalnya si Bapak the bukan kapal komersial, api kapal penangkap ikan. hahahaha…












Mau tidak mau kami pun harus rela menginggalkan pulai Kadesea. Perjalanan singkat yang berkesan. Lain kali aku bakalan ngajak teman-temanku yang lain ke pulau ini. InsyaAllah….

1 komentar:

  1. walahh, pulau sandro benge
    naik perahu nelayan kan kesana???

    ada rumah warga disitu salah satunya rumah sodara saya
    terahir kesana tahun 2002

    gimana keadaan di pulau itu?
    warga sana masih ngumpulin air hujan ga bat kebutuhan sehari-hari?

    PS: inget dulu sambil nunggu kapal nelayannya dateng muterin pulaunya berapa kali sambil istirahat minum air kelapa...

    w

    BalasHapus